A Game | for everyone |
Saya
memiliki hobby menonton sebuah acara yang cukup populer di sebuah
stasiun televisi swasta. Acara itu berisi kumpulan karakter yang
diisolasi lebih dari seratus hari dan sekarang memasuki hari ke tujuh
puluh sekian.
Sempat menjadi perbincangan hangat para penghuni yang berada di acara itu dan tentu saja diluar acara itu ketika salah satu karakter yang terkenal labil, (sangat) ceplas-ceplos bicara, suka mengadu domba, ternyata dari sebelum dia masuk telah memalsukan semua dokumen negara, termasuk alamat rumah di KTPnya dan menipu banyak orang di sana dan di sini dan disaksikan oleh berjuta mata di seluruh Indonesia.
Sebelumnya saya juga sangat sebal dan gethem”kecewa luar biasa” sama karakter yang satu itu. Mengingatkan saya pada sebuah kisah yang cukup dramatis tapi sekarang perburuan itu berhenti karena jejaknya menghilang. Kesal saya pada karakter satu itu semakin menjadi karena mulutnya comel sekali. Ketika kemudian dia-si karakter labil di sebuah acara yang cukup popular di sebuah stasiun televisi swasta ini- didiskualifikasi lalu digiring beberapa security keluar rumah dan diserahkan ke kantor polisi, hati saya mencelos. Apakah sungguh masa lalu yang begitu kelam sanggup membuat anak yang usianya masih sangat muda(baik karakter di acara itu maupun karakter diluar sana) mau melakukan apa saja, termasuk menggadaikan agamanya, tidak mengakui lagi keluarga lamanya, mempermainkan perasaan banyak pihak, juga mengaburkan identitasnya demi sesuatu yang hanya dia yang tahu untuk apa semua yang telah dia lakukan selama itu?
Tapi lagi-lagi saya tersadar bahwa saya tidak seharusnya terlalu senang, terlalu sedih,terlalu bahagia, terlalu iba, terlalu marah. Sebelumnya, saya juga telah merelakan sedikit waktu saya untuk mau membaca komentar-komentar di sebuah thread di kaskus yang khusus membahas acara itu (mungkin hari ini sampai ke komentar seribu sekian kali yah). Dari situ saya menyadari banyak hal bahwa :
Senyata-nyatanya kisah yang ditayangkan di televisi, serealita-realitanya kisah yang tertimbul di layar kaca itu, semarah-serumit-semurka apa pun itu, semua itu hanyalah sebuah permainan. Tentang siapa yang dipermainkan, siapa yang mempermainkan, siapa pemain inti, siapa pemain cadangan, siapa..It’s all just a game. Big game. (Sangat mungkin sekali) juga begitu dengan dunia maya ini.
Dan untuk itu maka saya akan belajar untuk hanya menikmatinya saja, belajar lebih pandai memilih acara agar tidak terpilih menjadi yang dipermainkan.
*tapi ternyata susah juga ya*
*deuh…”kutelah hanyut,kuhanyut,kuhanyut dalam permainan iniiiii”,nyanyi ngarang sendiri*
*apaduehNaaaa*
Sempat menjadi perbincangan hangat para penghuni yang berada di acara itu dan tentu saja diluar acara itu ketika salah satu karakter yang terkenal labil, (sangat) ceplas-ceplos bicara, suka mengadu domba, ternyata dari sebelum dia masuk telah memalsukan semua dokumen negara, termasuk alamat rumah di KTPnya dan menipu banyak orang di sana dan di sini dan disaksikan oleh berjuta mata di seluruh Indonesia.
Sebelumnya saya juga sangat sebal dan gethem”kecewa luar biasa” sama karakter yang satu itu. Mengingatkan saya pada sebuah kisah yang cukup dramatis tapi sekarang perburuan itu berhenti karena jejaknya menghilang. Kesal saya pada karakter satu itu semakin menjadi karena mulutnya comel sekali. Ketika kemudian dia-si karakter labil di sebuah acara yang cukup popular di sebuah stasiun televisi swasta ini- didiskualifikasi lalu digiring beberapa security keluar rumah dan diserahkan ke kantor polisi, hati saya mencelos. Apakah sungguh masa lalu yang begitu kelam sanggup membuat anak yang usianya masih sangat muda(baik karakter di acara itu maupun karakter diluar sana) mau melakukan apa saja, termasuk menggadaikan agamanya, tidak mengakui lagi keluarga lamanya, mempermainkan perasaan banyak pihak, juga mengaburkan identitasnya demi sesuatu yang hanya dia yang tahu untuk apa semua yang telah dia lakukan selama itu?
Tapi lagi-lagi saya tersadar bahwa saya tidak seharusnya terlalu senang, terlalu sedih,terlalu bahagia, terlalu iba, terlalu marah. Sebelumnya, saya juga telah merelakan sedikit waktu saya untuk mau membaca komentar-komentar di sebuah thread di kaskus yang khusus membahas acara itu (mungkin hari ini sampai ke komentar seribu sekian kali yah). Dari situ saya menyadari banyak hal bahwa :
Senyata-nyatanya kisah yang ditayangkan di televisi, serealita-realitanya kisah yang tertimbul di layar kaca itu, semarah-serumit-semurka apa pun itu, semua itu hanyalah sebuah permainan. Tentang siapa yang dipermainkan, siapa yang mempermainkan, siapa pemain inti, siapa pemain cadangan, siapa..It’s all just a game. Big game. (Sangat mungkin sekali) juga begitu dengan dunia maya ini.
Dan untuk itu maka saya akan belajar untuk hanya menikmatinya saja, belajar lebih pandai memilih acara agar tidak terpilih menjadi yang dipermainkan.
*tapi ternyata susah juga ya*
*deuh…”kutelah hanyut,kuhanyut,kuhanyut dalam permainan iniiiii”,nyanyi ngarang sendiri*
*apaduehNaaaa*
Tags: topik
tiarrahman wrote on Jun 22, '11
1. Haesnya cantik.
|
tiarrahman wrote on Jun 22, '11
eh salah.. Themenya cantik.
|
tiarrahman wrote on Jun 22, '11
oh iya.. aku ada link cerita tentang entu..
tar aku cari ya.. |
ninelights wrote on Jun 22, '11
@Pak Tiar 1&2: huehehehe..iya..makasih,Pak tiar :)
@Pak Tiar 3: siyaaap!aku tunggu^____^ |
tiarrahman wrote on Jun 22, '11
Klimax
|
tiarrahman wrote on Jun 22, '11
|
tiarrahman wrote on Jun 22, '11
upin ipin? Tidaak!
|
diajengkemuning wrote on Jun 22, '11
dunia mang panggung sandiwara non
|
fendikristin wrote on Jun 22, '11
nga
suka reality show di tv, rekayasa semua, seperti termehek2 trus dulu
duh yg niru bachelor, temenku ad yg jd peserta-nya dan emang bener semua
direkayasa jd seperti sinetron dibumbui kata2 reality
|
fendikristin wrote on Jun 22, '11
nga
suka reality show di tv, rekayasa semua, seperti termehek2 trus dulu
duh yg niru bachelor, temenku ad yg jd peserta-nya dan emang bener semua
direkayasa jd seperti sinetron dibumbui kata2 reality
|
ninelights wrote on Jun 22, '11
tiarrahman said
Klimax
*sodorin pertamax*
|
ninelights wrote on Jun 22, '11
tiarrahman said
ini dia..http://femina-online.com/cerber/cerber_detail.asp?id=804&views=717
Huwaaaa...
berat,Pak Tiar..T_____T aku masih kehabisan kuota inihhh.. tar Rana buka pas udah isi ulang deh.. makacih yaaah...:) |
ninelights wrote on Jun 22, '11
drackpack said
Makanya males nonton reality show di tipi. Gak ada bedanya sama sinetron.Mending nonton Upin Ipin....
shaun the sheep dan kungfu panda dan master chef dan harmoni alam dan super nanny dan oprah winfrey dan lain-lain.
sukak! :) |
ninelights wrote on Jun 22, '11
saturindu said
deuh, acara big bro gt apa bagusnya? Monoton, membosankan. Mending ngepos
*ngikik*
emm..Mas Sugaa, kalo diliat dari segi positifnya sebenarnya acara itu bagus banget buat pendalaman karakter untuk novel-novel yang berbau drama :D Jiah..kan acaranya jam tujuh..masa mau cepat-cepat ngepos jam tujuuuh, kakak? :)) |
ninelights wrote on Jun 22, '11
diajengkemuning said
dunia mang panggung sandiwara non
he-em, Mbak Ita..
*pencet tape,setel lagu 'panggung sandiwara'* |
ninelights wrote on Jun 22, '11
nawhi said
ow jadi udah keluar si Lutpi. kembaranku masih awet kan :))
udah,Akii :)
masihhhh :))) |
ninelights wrote on Jun 22, '11
asasayang said
Owh. . Yg itu yah. . Sekali nonton pas yg di diskualifikasi. .
iya..:)
yang itu :) |
ninelights wrote on Jun 22, '11
fendikristin said
nga
suka reality show di tv, rekayasa semua, seperti termehek2 trus dulu
duh yg niru bachelor, temenku ad yg jd peserta-nya dan emang bener semua
direkayasa jd seperti sinetron dibumbui kata2 reality
ikut semacam itu,apakah dibayar juga begitu,Mbak?
|
anotherorion wrote on Jun 22, '11
big prot er apa penghuni terancur?
|
ninelights wrote on Jun 22, '11
yang pertamah..:)
eh,yang kedua juga boleh tapi gak pernah nonton.. asikan master chef sih tapi..ilmu masaknya dapet banyak,meski yang dipelototin gak melulu makananannya :)) |
rhehanluvly wrote on Jun 22, '11
mending nonton master chef mbak
enaaak bikin ngiler eh jangan salah soal uang demi uang apapun bakal dilakuin mbak beruntunglah kita yang masih diberi kecukupan rezeki |
rhehanluvly wrote on Jun 22, '11
ya iyalaaaah mbak
temen kampusku dulu di sms waktu termehek-mehek syuting di surabaya ada audisinya tapi tertutup dong |
ninelights wrote on Jun 22, '11
@Hani: oh,I seeeeee...
|
ninelights wrote on Jun 23, '11
@Mas Rifki:gak papa..^_^..
hu-um..*udah lemah lembut belum hu-umnya? *cengir* @Onit: huehe..yaa,begitulah..yang diuntungkan juga pasti banyak..:)saya juga :D *susun draft lagi* *cengir* |
tiarrahman wrote on Jun 23, '11
ninelights said
Huwaaaa...berat,Pak Tiar..T_____T aku masih kehabisan kuota inihhh.. tar Rana buka pas udah isi ulang deh.. makacih yaaah...:)
seru lho ceritanya..
|
tiarrahman wrote on Jun 23, '11
rhehanluvly said
mending nonton master chef mbakenaaak bikin ngiler eh jangan salah soal uang demi uang apapun bakal dilakuin mbak beruntunglah kita yang masih diberi kecukupan rezeki
waduh..
master chef juga males.. lebay. mendingan acara Aroma-nya bu Sisca Suwitomo :D |
tiarrahman wrote on Jun 23, '11
1. Diulang-ulang --> Bosen.
2. Merusak bahasa anak-anakku :( |
fendikristin wrote on Jun 23, '11
iyaaa dibayar Ran dan ada casting-nya looh :p
|
ninelights wrote on Jun 23, '11
@Pak Tiar 1: tar deh,Rana baca..^__^
@Pak Tiar 2: :D, well acara master chef itu banyak ilmu tentang memasaknya :)dan...ada chef Juna :)) @Mbak Kristin: hohohoho.. |
tiarrahman said
2. Merusak bahasa anak-anakku :(
Ahahaha.... iya bener.... anak bungsuku suka jadi ikut-ikutan gaya ngomong si Upin....
|
rembulanku wrote on Jun 24, '11
sorry to say jeng
aku ga seneng acara gituan dadi rak dong |
ninelights wrote on Jun 24, '11
@Mbak Lala : *ngikik*
orak opo-opo,Mbak Lala... aku orak mekso kok... *ketjup* |
myelectricaldiary wrote on Jun 24, '11
saya aseli,mbak ranaaaa..
bukan sebuah permainan,hihihihi |
sarahutami wrote on Jun 28, '11
Masterchef australia : banyak ilmunya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar