Jumat, 10 Agustus 2012

Day 13: A fictional book ( 30 Days of MEME )

Sep 13, '10 7:09 PM
for everyone

‘Semakin aku dewasa, akan semakin banyak peristiwa terjadi. Aku akan terjerembap lagi dan lagi. Berkali-kali aku akan menderita, berkali-kali pula aku akan bangkit. Aku tidak akan kalah. Aku tidak akan menyerah.’
-Mikage Sakurai-

Dalam bayangan saya waktu memegang novel terbungkus ini di rak toko buku, beberapa halamannya pasti akan ada petunjuk cara memasak mie udon, mie ramen atau mengolah sushi. Hihihi. Well..saya memang bukan penggemar masakan Jepang. Pernah saya mencoba mie ramen, dua kali, pada dua restoran jepang yang berbeda, rasanya, menurut saya, tidak karu-karuan. Tapi entah kenapa, saya terus penasaran ingin tahu kenapa orang-orang Jepang begitu pintar menarik hati wisatawan dengan bentuk makanan yg mengundang selera. *Dan setelah googling, saya sedikit byk tau kenapa rasanya ‘tidak karu-karuan’ di lidah, sampai cara menikmati sushi yg sebenarnya*

Tapi setelah dibaca, hei, ternyata lebih menarik dari rasa penasaran saya terhadap makanannya..:) Bercerita tentang Mikage Sakurai, yang baru saja menjadi sebatang kara setelah ditinggal neneknya untuk selama-lamanya. Dapur di situ menjadi satu-satunya tempat Mikage tidak merasa kesepian. Tapi setelah Mikage mengenal Yuichi Tanabe, orang yang bekerja paruh waktu di toko bunga yang kerap dikunjungi nenek, dapur keluarga Tanabe membuatnya jatuh cinta.

Selain itu, di novel Kitchen ini, kata-kata yang tersebar di ke 204 halamannya terasa cantik sekali. Ada aura romantis. Ada kesedihan. Ada kesepian. Ada juga rasa rindu yang tidak langsung diungkapkan lewat kata-kata para tokohnya. Mereka bertindak dengan cara yang menurut saya, itu perjuangan cinta.

Tapi ada juga selipan humor yang benar-benar membuat saya terbahak. Berikut saya ambil sebagian untuk dikutip disini :

…..Dengan napas masih memburu dan suara sedikit serak, perempuan itu menyapa, “ Hai.” Dia tersenyum. “ Aku Eriko, ibu Yuichi.”
Ibu Yuichi ? Aku terkesima, tak mampu memalingkan pandangan. Perempuan itu tidak seperti manusia biasa – rambutnay tergerai indah sampai ke bahu, kedua matanya yang sipit bersinar cemerlang, bentuk bibirnya bagus, hidungnya mancung- sekujur tubuhnya memancarkan cahaya segar yang seakan-akan bergetar karena semangat hidup. Aku belum pernah melihat orang seperti itu sebelumnya.
Sambil terus menatapnya lekat-lekat-aku tahu tindakan ini tidak sopan-akhirnya aku membalas senyumnya dan menyapa,”Hai”

*seperempat halaman yang sama, sampai pada kalimat……*

“ Mikage, kau terpesona pada ibuku ?” tanyanya .
“ Begitulah. Habis dia cantik sekali, “ kataku jujur.
“ Ya,ya,” sambil tertawa, Yuichi berjalan ke arahku lalu duduk di lantai di depanku. “ Dia menjalani operasi plastik.”
“ Masa?” tanyaku berpura-pura tenang. “ Mungkin karena itu wajah kalian samasekali tidak mirip.”
“ Bukan itu saja..,” Yuici melanjutkan tanpa mampu menahan geli, “ dia itu laki-laki.”

*Habis kesedak, pamit sebentar mau ketawa guling-guling*

Yuichi Tanabe adalah orang yang membantu proses upacara kematian nenek Mikage. Entah kenapa, Yuichi merasa begitu dekat dan sayang kepada beliau. Karena merasa berhutang budi, Mikage kemudian berkunjung ke rumah Yuchi untuk berterima kasih. Tanpa diduga, Yuichi malah mengajak Mikage untuk tinggal di apartemennya. 

Maka kemudian, Mikage akhirnya tinggal di apartemen keluarga Tanabe setelah sebelumnya diperkenalkan dengan Eriko Tanabe. Eriko ini sebenarnya adalah ayah kandung Yuichi. Namun setelah istrinya meninggal karena kanker, Eriko memutuskan untuk mengubah jenis kelaminnya menjadi perempuan dan menjalani operasi kecantikan. Setelah itu, dia mendirikan bar dan membesarkan Yuichi seorang diri. Dia bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya dan Yuichi.

Alur berlanjut saat Mikage dan Yuichi mulai akrab satu sama lain *baca deh caranya mereka bisa akrab lutju banget,pengen tjubit,hihi*. Selain itu, Mikage terlahir hobby memasak. Eriko paling senang menyantap masakan Mikage. Beberapa saat setelah Mikage kemudian memutuskan untuk hidup mandiri dan pindah ke tempat lain, Yuichi menghubungi Mikage dan mengabarkan kalau Eriko meninggal dibunuh oleh penggemarnya yang adalah laki-laki. Dia tidak terima mengetahui kenyataan bahwa wanita cantik idolanya adalah seorang transeksual. 

Dalam novel ini, terkisah dua cerita. Pertama Kitchen, Kedua adalah Moonlight Shadow. Saya mengira Moonlight Shadow ini adalah sambungan dari bab sebelumnya, Kitchen, karena endingnya menggantung. Tapi ternyata tidak. Mereka dua cerita yang berbeda.

Dalam tokoh central di Moonlight Shadow adalah Satsuki, seorang gadis yang kehilangan kekasihnya bernama Hitoshi karena meninggal dunia. Dia bersahabat dengan adik kekasihnya bernama Shu yang kehilangan pujaan hatinya Yumiko. Endingnya cukup membuat saya terharu dan sedikit merinding.
Ah,pokoknya baca deh. Nggak akan nyesel kok.  
Gih sana..berangkatlah ke toko buku sekarang juga…hehe


Judul Novel : Kitchen
Penulis : Banana Yoshimoto
Penerbit : KPG ( Kepustakaan Populer Gramedia)
204 halaman; 11,5 cm x 19 cm
Banana Yoshimoto meraih Penghargaan Kaien Newcomer Writers 1987 dan Penghargaan Sastra Izumi Kyoka 1988 di Jepang untuk karya debutnya, Kitchen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar