Kamis, 16 Agustus 2012

#BaladaDiOpname Fantasi Siang

Dec 8, '11 11:58 AM
for everyone
Biasanya jam setengah dua belas siang seorang suster akan masuk ke ruangan pasien dan membagikan obat yang akan diminum sesuai dengan resep yang dianjurkan masing-masing dokter yang bersangkutan. Setelah itu, setengah jam kemudian, makan siang yang ditunggu-tunggu, bagi mereka yang sudah kelaparan, akan datang satu per satu.

Pada hari pertama, terus terang saja, saya merasa sangat kelaparan. Meski saya menderita tipus, tapi nafsu makan saya bergejolak sedemikian rupa sehingga lagi-lagi saya berniat untuk kabur sebentar keluar rumah sakit demi untuk nongkrong di warteg atau kucingan sekedar mengganjal perut yang ajojing minta makan. Tapi itu tidak mungkin dan sungguh sangat lebay kalau dipikir-pikir. Maka yang bisa saya lakukan adalah menerima menu di depan saya dengan apa adanya dan lalu setelah makanan itu habis, saya tiduran manis di tempat tidur sembari membaca sebuah novel.

Lalu saat makan malam tiba, saya pun orang yang mungkin sangat menanti-nanti kedatangan makanan itu. Sayangnya setelah melihat menunya, selera makan saya mendadak menurun drastis.

Ini bukan karena saya tidak mensyukuri nikmat Tuhan karena boro-boro bisa makan sementara yang diluar sana masih susah mengumpulkan sebutir beras. Yang saya pikirkan adalah soal artistik penyajian menu makanan tersebut.

Buat saya, pasien-pasien di rumah sakit itu seperti balita yang manja dan butuh menu makanan pembangkit selera agar pertumbuhan mereka bisa baik di masa yang akan datang. Mereka butuh tampilan menarik agar rasa pahit di lidah akibat sakit, apa pun, yang mereka derita bisa sirna dan lalu digantikan dengan selera makan yang lahap sehingga pasien bisa segera sembuh.

Lalu mendadak saja pikiran saya tertuju pada sebuah dapur rumah sakit yang disulap menjadi dapur chef professional. Satu per satu sibuk mengurus menu makanan yan sebenarnya sangat biasa, tahu bacem, tempe bacem, sayur buncis, soup, telor ceplok telor dadar, sayur bayem, dan menu-menu lain, mendadak menjadi mirip-mirip makanan ala chef dengan bentuk-bentuk yang elegan,yang wah, yang mengundang selera sehingga pasien di kanan dan kiri saya ikutan makan dengan lahap seperti saya lalu kondisi tubuhnya membaik dan lalu cepat sembuh.

Keren kan yah? Nanti kalau misalnya ada pengunjung yang iri dengan menu masakan yang disajikan untuk pasien, tinggal datang ke sebuah restoran yang khusus ada di rumah sakit itu pesan dan lalu bayar.

Unyu kan yah? Hahaha.

Yea, right. Kemungkinan pesan dokternya benar. “Untuk Mbak Nana, jangan terlalu banyak berfantasi.”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar