| Cerita Jogja: Saya dan Mbak Renceh aka RenyPayus | for everyone |
Sehari
sebelum berangkat ke Jogja, saya sibuk membeli oleh-oleh dan packing.
Selain itu juga ada tugas dadakan yang harus diselesaikan sesegera
mungkin sebelum kemudian digunakan untuk total istirahat biar tidak mual
dan segaran selama perjalanan nanti. Eh ternyata, ada sedikit
kegundahgulanaan di MP yang harus diselesaikan sehingga tidur agak
sedikit terlambat. Ngintip di twitter sebentar tapi tidak bisa fokus
untuk memantau timeline dan mengabari Mbak Reny sehingga kemudian saya
hanya bisa sms beliau kalau saya berencana mau tidur awal dan besok akan
berangkat pagi-pagi naik Nusantara.
Esoknya, tanggal 23 Juli 2011, setelah sholat subuh, jam setengah enam saya diantar ayah saya ke Banyumanik. Saat sudah naik Nusantara, saya sempatkan mengobrol dengan petugas kernet dari Nusantara yang menghampiri penumpangnya satu per satu untuk menjual dan mengecek tiket.
Saya tanya kepada petugas kernet bis itu. Nanti pas di Jogja berhenti di Stasiun mana? Rana belum tahu kalau ternyata ada dua terminal di Yogyakarta. Dan…FYI, suara mesin bis agak kencang sementara suara Bapaknya pelan dan Rana duduk dekat jendela dan di sebelah ada penumpang lain. Maka Rana bertanya yang jawabannya nanti akan ya, dan tidak.
*Mungkin ini juga akibat Rana tidur gak lebih dari dua jam :D*
Dulu, *buka-buka file dulu nih* tahun 2006 Rana pernah ke Jogja untuk urusan workshop penulisan Skenario. *Rana cerita pernah ke Jogja tahun 2007 ya? :D terjebul tahun 2006, teman-teman. Mangap yak!* Acaranya di Kompleks BLPT Jogja Jl. Kyai Mojo no 70 Bulan November. Rana berangkat dengan bis yang sama, Nusantara, dan turun di terminal Giwangan aka Umbulharjo.
Saat Bapaknya bilang “Ya! Umbulharjo itu..sama!’ dan lalu berlalu dan mengurusi penumpang lain, Rana berkesimpulan bahwa nanti memang akan turun di terminal Giwangan alias Umbulharjo, sama seperti dulu. Maka kemudian saya sms Mbak Reny dan mengabarkan kalau nanti akan turun di terminal Giwangan aka Umbulharjo. Tapi ternyata setelah sampai di Yogyakarta, saya kebingungan lihat terminalnya yang berbeda bentuknya dari terminal yang dulu pernah menurunkan saya. :D
Saya turun di bis dan telepon Mbak Renceh. Sempat njeglek waktu telpon Mbak Renceh malah beliau bilang, “Siapa ini?” Huwaaaaaaaaaaa. Terus sms-sms selama ini apa? #halah Tapi waktu itu terjadi, saya masih belum ngeh kalau itu bukan terminal Giwangan.
Setelah saya berjalan kaki keluar terminal, saya sempat mengajak ngobrol orang yang saya kira tau tentang Yogyakarta. Tapi lama-lama saya pikir saya salah bertanya karena beliau sendiri diajak ngomong juga gak nyambung :D. Saya masih bingung karena keanehan saya belum terjawab sementara di kanan kiri tidak ada orang lewat, hanya lalu lintas yang padat. Setelah kemudian saya duduk di warung yang kosong, belum ada penjualnya keluar, akhirnya saya melihat plang besar-besar di seberang jalan bertuliskan “Terminal Jombor, 50 m’ Badalah! Saya di mana ini? Sebelah mana lagi ini:))
Waktu tiba jam sembilan pagi itu, Mbak Renceh bilang mau mandi dulu dan menunggu motor datang. :D Ya sudah. Sembari menunggu sambil baca novel “The Highest Tide” karangan Jim Lynch di warung, maka kemudian saya sms Mbak Reny lagi, mengoreksi. Saya ada di depan terminal Jombor, di seberang pusat oleh-oleh semesta’.
Tapi ternyata inilah awal tragedi cerita kami…
Awal-awal, sms masih bernada guyonan. Tapi entah kenapa saya jadi terhinggapi perasaan nggak enak sewaktu jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas dan Mbak Renceh belum datang jua menjemput. :D Berasa mirip anak ilang begitu..hehehehe
Beliau menjelaskan masih nunggu motor dan minta maaf. Rana yang memang baik-baik saja dan berkenan menunggu bilang, Iya gakpapa karena posisi juga sedang duduk dan baca novel.
Beliau lalu laporan kalau otw, maka saya sedikit ayem.
Hingga kemudian jam sebelas.. Mbak Reny laporan kalau dia sudah ada di Giwangan. :D
Saya tentu saja kaget. Saya lalu membalas smsnya dan berkata kalau posisi saya adalah di jombor, bukan di Giwangan. :D
Mungkin sms saya bernada celelekan dan mungkin Mbak Reny lagi capek *Rana juga gak tau kalau ternyata dia baru tidur sejam atau dua jam setelah sebelumnya insomnia*, maka nada smsnya berubah jadi ngamuk.
Intinya, Mbak Reny sms kalau saya itu bilang umbulharjo, bukan jombor. Maka saya membalas lagi, Iya, betul. Sebelumnya saya memang ngomong turun di umbulharjo, tapi lalu saya koreksi lagi kalau saya turun di jombor.
Modiyarrakkuwe…:D
Maka sms setelahnya lebih ngeri lagi dan membuat saya kebelet pipis pokoknya. :D Mbak Renceh sudah pakai elu gue segala, menandakan beliau sudah sangat capek sementara saya amat sangat sangat sangat dihinggapi perasaan tidak enak.
Aduh biyung…modyar…modyar…
Saya yang posisinya tamu dan merasa numpang nebeng antar jemput saja, jadi berasa gak enak banget, sumpah!
Terlebih saat saya nunggu di warung itu dan tanya sama penjaga warung untuk jarak antara Giwangan dan Jombor berapa menit? Si penjaga warung langsung bilang, “Whoo….jauh, Mbak..15 kilometer itu…”
Modyar…modyar…modyar…
Saya lalu sms Mbak Reny lagi. Intinya saya minta maaf dan bilang, kalau jauh mending saya ngojek saja.
Tapi mungkin waktu itu beliau masih otewe, jadi belum dibaca.
Setengah dua belas atau lebih, datang sms lagi. Mengabarkan kalau Mbak Reny sudah sampe di jombor. Hape saya yang m3 kalau tidak salah setelah itu langsung ngedrop. Saya lalu mengeluarkan hape cadangan dan sms posisi saya. Beliau menjawab lagi, nanya posisi saya dimana karena jombor terlalu luas. Saya lalu mencoba menelepon beliau dengan menggunakan hape cadangan itu sembari berjalan menyusuri jalan menuju ke pintu masuk terminal jombor. Tapi telepon tidak diangkat.
Setelah saya berbelok, ada panggilan telepon ke hape cadangan saya. Saya angkat telepon itu. Suara Mbak Renceh… cepat, dan sebenarnya… saya tidak mudeng dia ngomong apa. :D
Tapi saat itu saya sudah berdiri tepat di hadapannya, dan lalu menghampiri. Saya memerhatikan wajahnya yang sedang menahan kesal. Saya yang merasa menjadi tersangka utama, untuk kesekian kali, meminta maaf lagi.
Mbak Reny mungkin sudah membaca sms-sms saya sebelumnya, dan bilang, “kamu itu gak salah,seharusnya saya yang minta maaf”, tapi saya tetap merasa tidak enak.
Namun saat mata saya beralih ke seorang pria berseragam dengan rompi hijau mendekati Mbak Renceh dan Mbak Renceh menanggapi omongan si pria berseragam itu, saya jadi curiga, dan semakin ngedrop kalau ternyata Mbak Renceh… kena tilang polisi! #eaaaaaa
Mbak Renceh kemungkinan memutar ke jalan satu arah di terminal jombor itu dan ada polisi yang duduk manis di pojokan.
Maka Mbak Reny kena denda seratus rebu dikarenakan tidak bawa sim dan melanggar marka yang hanya untuk satu arah. Karena kulihat Mbak Reny kelihatan kebingungan *mungkin tidak bawa uang sebanyak itu*, maka saya bantu nalangi dulu. Setelah stnk bisa dibawa kembali, kami kemudian langsung capcus ke Momento.
Selama di perjalanan, kami pun ngobrol dan Mbak Reny lalu menceritakan soal dirinya bagaimana dan intinya,pokoknya harusnya bukan Rana yang minta maaf! #yowislah #manut #timbangdibuakningndalan #eh #langsungsungkem :D
Dan terlebih lagi, Mbak Renceh berterus terang kalau dia memiliki hobi nyasar! :D
Dan, memang, waktu perjalanan ke Momento, kita memang nyasar.
Maka, inilah kekesalan Mbak Renceh selanjutnya! :D
Mbak Renceh tanya ke sepasang kekasih (?) untuk menunjukkan arah yang dimaksud Mbak Renceh. Dan katanya sepasang kekasih (?) itu, jalan yang dimaksud udah lewat, harusnya ke sana, yang jalan tadi. Maka Mbak Reny pun meneruskan perjalanan dulu sebelum kemudian berbelok arah. *Di Jogja jalannya kan ring road dan panjang :D, gak bisa belok kanan kiri semarangan :D*
Saat Mbak Reny meneruskan perjalanan hingga hampir sampai ke perempatan jalan besar, Rana melihat plang tulisan ‘gejayan belok ke kanan’ *Kalau tidak salah, posisi Momento memang di daerah Gejayan*. Rana menceritakan itu pada Mbak Renceh. Tapi karena takutnya nyasar lagi, maka Mbak Renceh memutuskan untuk menuruti perkataan sepasang kekasih (?) itu.
Itu juga sambil ngancam, “awas aja kalau sampai keliru tuh, Mas-Mas!” huehehehehehe.
Waktu berbelok dan akhirnya lewat di jalan yang dimaksud sepasang kekasih (itu) akhirnya Mbak Renceh bilang kalau seharusnya memang lewat jalan yang tadi Rana bilang, dan lalu merepet lagi dan misuh misuh kalau Mas-Mas dan sepasang kekasih (?) itu sukses membuat hari-hari Mbak Renceh semakin indah.
:D
-To be continue-
Esoknya, tanggal 23 Juli 2011, setelah sholat subuh, jam setengah enam saya diantar ayah saya ke Banyumanik. Saat sudah naik Nusantara, saya sempatkan mengobrol dengan petugas kernet dari Nusantara yang menghampiri penumpangnya satu per satu untuk menjual dan mengecek tiket.
Saya tanya kepada petugas kernet bis itu. Nanti pas di Jogja berhenti di Stasiun mana? Rana belum tahu kalau ternyata ada dua terminal di Yogyakarta. Dan…FYI, suara mesin bis agak kencang sementara suara Bapaknya pelan dan Rana duduk dekat jendela dan di sebelah ada penumpang lain. Maka Rana bertanya yang jawabannya nanti akan ya, dan tidak.
*Mungkin ini juga akibat Rana tidur gak lebih dari dua jam :D*
Dulu, *buka-buka file dulu nih* tahun 2006 Rana pernah ke Jogja untuk urusan workshop penulisan Skenario. *Rana cerita pernah ke Jogja tahun 2007 ya? :D terjebul tahun 2006, teman-teman. Mangap yak!* Acaranya di Kompleks BLPT Jogja Jl. Kyai Mojo no 70 Bulan November. Rana berangkat dengan bis yang sama, Nusantara, dan turun di terminal Giwangan aka Umbulharjo.
Saat Bapaknya bilang “Ya! Umbulharjo itu..sama!’ dan lalu berlalu dan mengurusi penumpang lain, Rana berkesimpulan bahwa nanti memang akan turun di terminal Giwangan alias Umbulharjo, sama seperti dulu. Maka kemudian saya sms Mbak Reny dan mengabarkan kalau nanti akan turun di terminal Giwangan aka Umbulharjo. Tapi ternyata setelah sampai di Yogyakarta, saya kebingungan lihat terminalnya yang berbeda bentuknya dari terminal yang dulu pernah menurunkan saya. :D
Saya turun di bis dan telepon Mbak Renceh. Sempat njeglek waktu telpon Mbak Renceh malah beliau bilang, “Siapa ini?” Huwaaaaaaaaaaa. Terus sms-sms selama ini apa? #halah Tapi waktu itu terjadi, saya masih belum ngeh kalau itu bukan terminal Giwangan.
Setelah saya berjalan kaki keluar terminal, saya sempat mengajak ngobrol orang yang saya kira tau tentang Yogyakarta. Tapi lama-lama saya pikir saya salah bertanya karena beliau sendiri diajak ngomong juga gak nyambung :D. Saya masih bingung karena keanehan saya belum terjawab sementara di kanan kiri tidak ada orang lewat, hanya lalu lintas yang padat. Setelah kemudian saya duduk di warung yang kosong, belum ada penjualnya keluar, akhirnya saya melihat plang besar-besar di seberang jalan bertuliskan “Terminal Jombor, 50 m’ Badalah! Saya di mana ini? Sebelah mana lagi ini:))
Waktu tiba jam sembilan pagi itu, Mbak Renceh bilang mau mandi dulu dan menunggu motor datang. :D Ya sudah. Sembari menunggu sambil baca novel “The Highest Tide” karangan Jim Lynch di warung, maka kemudian saya sms Mbak Reny lagi, mengoreksi. Saya ada di depan terminal Jombor, di seberang pusat oleh-oleh semesta’.
Tapi ternyata inilah awal tragedi cerita kami…
Awal-awal, sms masih bernada guyonan. Tapi entah kenapa saya jadi terhinggapi perasaan nggak enak sewaktu jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas dan Mbak Renceh belum datang jua menjemput. :D Berasa mirip anak ilang begitu..hehehehe
Beliau menjelaskan masih nunggu motor dan minta maaf. Rana yang memang baik-baik saja dan berkenan menunggu bilang, Iya gakpapa karena posisi juga sedang duduk dan baca novel.
Beliau lalu laporan kalau otw, maka saya sedikit ayem.
Hingga kemudian jam sebelas.. Mbak Reny laporan kalau dia sudah ada di Giwangan. :D
Saya tentu saja kaget. Saya lalu membalas smsnya dan berkata kalau posisi saya adalah di jombor, bukan di Giwangan. :D
Mungkin sms saya bernada celelekan dan mungkin Mbak Reny lagi capek *Rana juga gak tau kalau ternyata dia baru tidur sejam atau dua jam setelah sebelumnya insomnia*, maka nada smsnya berubah jadi ngamuk.
Intinya, Mbak Reny sms kalau saya itu bilang umbulharjo, bukan jombor. Maka saya membalas lagi, Iya, betul. Sebelumnya saya memang ngomong turun di umbulharjo, tapi lalu saya koreksi lagi kalau saya turun di jombor.
Modiyarrakkuwe…:D
Maka sms setelahnya lebih ngeri lagi dan membuat saya kebelet pipis pokoknya. :D Mbak Renceh sudah pakai elu gue segala, menandakan beliau sudah sangat capek sementara saya amat sangat sangat sangat dihinggapi perasaan tidak enak.
Aduh biyung…modyar…modyar…
Saya yang posisinya tamu dan merasa numpang nebeng antar jemput saja, jadi berasa gak enak banget, sumpah!
Terlebih saat saya nunggu di warung itu dan tanya sama penjaga warung untuk jarak antara Giwangan dan Jombor berapa menit? Si penjaga warung langsung bilang, “Whoo….jauh, Mbak..15 kilometer itu…”
Modyar…modyar…modyar…
Saya lalu sms Mbak Reny lagi. Intinya saya minta maaf dan bilang, kalau jauh mending saya ngojek saja.
Tapi mungkin waktu itu beliau masih otewe, jadi belum dibaca.
Setengah dua belas atau lebih, datang sms lagi. Mengabarkan kalau Mbak Reny sudah sampe di jombor. Hape saya yang m3 kalau tidak salah setelah itu langsung ngedrop. Saya lalu mengeluarkan hape cadangan dan sms posisi saya. Beliau menjawab lagi, nanya posisi saya dimana karena jombor terlalu luas. Saya lalu mencoba menelepon beliau dengan menggunakan hape cadangan itu sembari berjalan menyusuri jalan menuju ke pintu masuk terminal jombor. Tapi telepon tidak diangkat.
Setelah saya berbelok, ada panggilan telepon ke hape cadangan saya. Saya angkat telepon itu. Suara Mbak Renceh… cepat, dan sebenarnya… saya tidak mudeng dia ngomong apa. :D
Tapi saat itu saya sudah berdiri tepat di hadapannya, dan lalu menghampiri. Saya memerhatikan wajahnya yang sedang menahan kesal. Saya yang merasa menjadi tersangka utama, untuk kesekian kali, meminta maaf lagi.
Mbak Reny mungkin sudah membaca sms-sms saya sebelumnya, dan bilang, “kamu itu gak salah,seharusnya saya yang minta maaf”, tapi saya tetap merasa tidak enak.
Namun saat mata saya beralih ke seorang pria berseragam dengan rompi hijau mendekati Mbak Renceh dan Mbak Renceh menanggapi omongan si pria berseragam itu, saya jadi curiga, dan semakin ngedrop kalau ternyata Mbak Renceh… kena tilang polisi! #eaaaaaa
Mbak Renceh kemungkinan memutar ke jalan satu arah di terminal jombor itu dan ada polisi yang duduk manis di pojokan.
Maka Mbak Reny kena denda seratus rebu dikarenakan tidak bawa sim dan melanggar marka yang hanya untuk satu arah. Karena kulihat Mbak Reny kelihatan kebingungan *mungkin tidak bawa uang sebanyak itu*, maka saya bantu nalangi dulu. Setelah stnk bisa dibawa kembali, kami kemudian langsung capcus ke Momento.
Selama di perjalanan, kami pun ngobrol dan Mbak Reny lalu menceritakan soal dirinya bagaimana dan intinya,pokoknya harusnya bukan Rana yang minta maaf! #yowislah #manut #timbangdibuakningndalan #eh #langsungsungkem :D
Dan terlebih lagi, Mbak Renceh berterus terang kalau dia memiliki hobi nyasar! :D
Dan, memang, waktu perjalanan ke Momento, kita memang nyasar.
Maka, inilah kekesalan Mbak Renceh selanjutnya! :D
Mbak Renceh tanya ke sepasang kekasih (?) untuk menunjukkan arah yang dimaksud Mbak Renceh. Dan katanya sepasang kekasih (?) itu, jalan yang dimaksud udah lewat, harusnya ke sana, yang jalan tadi. Maka Mbak Reny pun meneruskan perjalanan dulu sebelum kemudian berbelok arah. *Di Jogja jalannya kan ring road dan panjang :D, gak bisa belok kanan kiri semarangan :D*
Saat Mbak Reny meneruskan perjalanan hingga hampir sampai ke perempatan jalan besar, Rana melihat plang tulisan ‘gejayan belok ke kanan’ *Kalau tidak salah, posisi Momento memang di daerah Gejayan*. Rana menceritakan itu pada Mbak Renceh. Tapi karena takutnya nyasar lagi, maka Mbak Renceh memutuskan untuk menuruti perkataan sepasang kekasih (?) itu.
Itu juga sambil ngancam, “awas aja kalau sampai keliru tuh, Mas-Mas!” huehehehehehe.
Waktu berbelok dan akhirnya lewat di jalan yang dimaksud sepasang kekasih (itu) akhirnya Mbak Renceh bilang kalau seharusnya memang lewat jalan yang tadi Rana bilang, dan lalu merepet lagi dan misuh misuh kalau Mas-Mas dan sepasang kekasih (?) itu sukses membuat hari-hari Mbak Renceh semakin indah.
:D
-To be continue-
Sponsored Links
|
|
bambangpriantono wrote on Jul 25, '11
Pertuminah
|
tiarrahman wrote on Jul 25, '11
ampun deh ren, masih hobi aja nyasar :D
pake hp yang ada gpsnya kan enak |
ninelights wrote on Jul 25, '11
bambangpriantono wrote today at 11:28 AM
Pertuminah >>>Mahal,ah... #kibas poni |
ninelights wrote on Jul 25, '11
darnia wrote today at 11:31 AM
ninelights said Sempat njeglek waktu telpon Mbak Renceh malah beliau bilang, “Siapa ini?” Mak Rafa banget kayaknya XD *sotoi* >>>horak ngerti aku :D |
ninelights wrote on Jul 25, '11
tiarrahman wrote today at 11:50 AM
ampun deh ren, masih hobi aja nyasar :D pake hp yang ada gpsnya kan enak >>> sodorin ke Mbak Reny... pak Tiarnya.. :D intan0812 wrote today at 12:00 PM ªkªkªkª ªkªkªkª hobi nyasar ga ilang2 >>> :D |
ninelights wrote on Jul 25, '11
puritama wrote today at 12:00 PM
... tadinya... kirain cuma aku yg tukang nyasar... #jadi gak enak pas ijin pergi duluan# >>>sekiranya kau berpikir demikian, apalagi diriku yang tergolong jarang menapak kaki di jogja, Vera..hehehehehe mupengml wrote today at 12:02 PM puritama said cuma aku yg tukang nyasar pengakuan jujur.......sepertinya efek membaca buku yang kemaren yak... :)) >>>eh,buku opo,buku opo? #kepoitupenting :D puritama wrote today at 12:12 PM *bekep mas muha pake chocomelt >>> *ini mulai curiga saya sama si Mas Muha ini* :D leenkshop wrote today at 12:18 PM ya ampun,perjuangan kmrn ke momento ya aq tewas dikamar sih +_+ pdhl udah pgn ikut... tapi krn lg dapet hari pertama...ga sanggup kemana pun +_+ >>>owalah..Jogja juga yak,Mbak?Wah..semoga lain waktu bisa ketemu deh yah..amin! ^_^ |
rembulanku wrote on Jul 25, '11
coba yen aku iso melu..... hiks..........
|
ninelights wrote on Jul 25, '11
mupengml wrote today at 12:38 PM, edited today at 12:39 PM
eww..bukuuu...*ngelirik Ve* tanya dia langsung deh...*nunjuk yang udah baca* >>>wah..ojok..ojok.. *micingin mata* :)) mupengml wrote today at 12:40 PM curiga bahwa saya ganteng?? kecurigaan anda benar...*pede* >>>curiga bahwa kau ikut kopdar kemaren dan yang dapet kaos itu! :D rembulanku wrote today at 12:40 PM coba yen aku iso melu..... hiks.......... >>>semarang katanya ada kopdar juga,mbak lala?cemana ceritanya? puritama wrote today at 12:45 PM buku Trilogi Insiden mbak, habis dikasihtahu kaka pertama sorenya aku meluncur kesana.. *belom dibaca kok >>>oh... #tetepmicinginmata jampang wrote today at 12:45 PM wah... ini cerita belom sampe acara kopdarnya... bersambung lagi >>>ini cerita ada enam postingan, Mas Rifki..hehehe.. |
rembulanku wrote on Jul 25, '11
ceritane sesuk tak posting
tapi yen pengen weruh fotone ono ning omahe cak Nono |
ninelights wrote on Jul 25, '11
rembulanku wrote today at 1:14 PM
ceritane sesuk tak posting tapi yen pengen weruh fotone ono ning omahe cak Nono >>>Akuh sabar menunggu kok.. #kedipkedipcantik puritama wrote today at 1:15 PM kok ada bagi2 kaos sih mbak? Pas di kape coklat itu ya? *aku kan pengen kaos empeee >>>cuma ada satu,dan itu buat Mas Muha dweh kalo itu bener mas Muha orang yang saya maksud! :)) |
ninelights wrote on Jul 25, '11
pennygata wrote today at 1:31 PM
Tibakno nyasarnya berlanjut toh, spe whatssuppku ke makrenceh gak dibales :))) >>> :D puritama wrote today at 1:28 PM gak mungkin mas muha mbak, dia ikutnya pas tewate surabaya.. >>> terus, yang kemarin itu siapa ya? ada yang tau gak? :D Rana kok mengendus-endus ada nama Mas Ahmadnya juga kemarin itu... |
ninelights said
 >>>cuma ada satu,dan itu buat Mas Muha dweh kalo itu bener mas Muha orang yang saya maksud! :)) 
lho???? maksudnya?? aku oleh kaos maneh ki critane?? *girang gak ketulungan*
|
ninelights wrote on Jul 25, '11
mupengml wrote today at 1:39 PM
sayah emang ikut kopdar di SBY kemaren..dan dapet janji dapet kaos....tapi belom dikirim kok :D >>>Ah..saya jadi semakin bingung...terus yang kemarin minta diphotoin hadiah kaos "Onthel Djogja" siapa???#nangis dipojokan |
ninelights wrote on Jul 25, '11
mupengml wrote today at 1:38 PM
ojok-ojok opo toh Jeng *mlirik bingung* >>>orak popo,Kang..:D #aku yo bingung dhewe ki sakjane ngomongke opo- -" |
malambulanbiru wrote on Jul 25, '11
Mbak Reny mana? Aku mau sungkem.. podo" kok nyasar e :D
|
ninelights said
>>>Ah..saya
jadi semakin bingung...terus yang kemarin minta diphotoin hadiah kaos
"Onthel Djogja" siapa???#nangis dipojokan
sepertinya bukan saya....kan namanya Ahmad...saya kan Muhammad :D
|
subhanallahu wrote on Jul 25, '11
ke tempat saya dari terminal ini cuma 2 kilometer.... :-) kok ga mampir?
|
ninelights wrote on Jul 26, '11
malambulanbiru wrote on Jul 25
Mbak Reny mana? Aku mau sungkem.. podo" kok nyasar e :D >>> mungkin lagi sibuk,sibuk ngetwit di sebelah hehehehe nitafebri wrote on Jul 25 Seruu bangeet tuh mulai dari semarang.. Lanjuut >>>*sodorin nomor tiket antrian* mupengml wrote on Jul 25 sepertinya bukan saya....kan namanya Ahmad...saya kan Muhammad :D >>> temenku ada nama muhammad,panggilannya Ahmad :D |
ninelights wrote on Jul 26, '11
mupengml wrote on Jul 25
hayaaaaahh...*sodorin tiang bendera* silahkan pegangan biar ndak bingung... *langsung pegangan Sakhrukh Khan* *salah fokus* subhanallahu wrote on Jul 25 ke tempat saya dari terminal ini cuma 2 kilometer.... :-) kok ga mampir? >>>Ngapunten sanget,Pak Dokter. Waktu itu saya sudah berasa jadi anak ilang *hehehehe* jadinya fokusnya cuma nunggu Mbak Reny terus lanjut ketemuan di Momento.. Insya Allah lain kesempatan kalo ada rejeki dan bisa ke Jogja lagi, kita bertemu yah...Nanti sekalian konsultasi gratis sayah.heheheh :D #disuntik anti kerut :-p |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar