Kamis, 16 Agustus 2012

The Higher Self*

Dec 16, '11 10:58 PM
for Rana's contacts
Memulai usaha yang benar-benar dari nol itu terasa sungguh perjuangannya. Menetapkan pilihan sebagai seorang penulis dan membuat alternatif lain demi kelangsungan hidup *yang sekarang ini,bukan hanya untuk diri sendiri* dengan membuka usaha yang nantinya bisa menjadi jalan menuju cita-cita utama cepat tercapai terasa…sungguh…panjang…perjalanan…ini. 

Kadang kepala bisa terasa seolah-olah kemepul sungguhan karena pada hari yang sama, informasi, permintaan, tawaran, masalah, urusan sepele yang bikin kepala semakin pusing, datang di saat yang bersamaan…
Apalagi karena belum memiliki asisten pribadi, jadi persoalan marketing, accounting, promosi,customer service, dirangkap sekaligus jadi satu. Ini belum termasuk melayani klien yang memiliki permintaan yang tidak sedikit, bolak-balik revisi dan bahkan revisi total, menghadapi pesaing lain yang ternyata ada yang merasa iri karena sebelah sini lebih didahulukan daripada sebelah situ atau diam-diam ‘merebut’ lahan (well,meski ini terasa agak menyakitkan, pada akhirnya yowis, memang bukan rejeki berarti ), dan atau calon klien yang berulang kali menawar harga dengan price sampai di bawah standar biasanya-padahal harga di tempat usaha ini sudah dibawah standar pada umumnya-tapi ya namanya gak tau karena gak survei, dan namanya pembeli maunya murah tapi bagus, ya mau bagaimana  -dan lalu…tidak jadi menggunakan jasa kami. 
-Pecas ndahe- =))
Dulu saya juga pernah memiliki pengalaman yang cukup tidak mengenakkan perihal order ilustrasi yang saya terima dari beberapa klien, salah satunya adalah klien tersebut di bawah ini. Kemungkinan ‘kesalahan’ terbesar dari kejadian tersebut adalah terletak pada saya yang belum tahu bagaimana caranya memulai sebuah bisnis yang hanya dibatasi dengan saling percaya satu sama lain. Saling percaya itu artinya semua pihak enak, bukan hanya satu pihak. Alhasil, ilustrasi yang sudah saya buat susah payah dan sudah direvisi dua kali itu tidak dibayar oleh klien karena katanya file di komputernya…hilang entah ke mana. (???) *Aslinya, kalau saya mau, saya bisa saja bilang ‘Waduh,Mbak.Lha tinggal cek email to. Kan sumber dapet filenya juga dari sono kan? Atau, mau saya forward file asli yang masih saya simpan di sini?” Tapi saya menahan diri karena katanya ada alasan lain yang membuat dia keberatan, katanya gajinya hanya sekian persen dari harga ilustrasi sketsa wajah+ilustrasi digital painting saya yang saya patok waktu itu 150 ribu.
Kalau ada illustrator sketsa wajah jago lainnya yang tahu saya kasih harga segitu, bakalan geleng-geleng prihatin, Itu harga sungguh dibawah standar sekali. *Saya aja sesungguhnya prihatin. Tapi apa konsumen yang tidak paham apa-apa soal itu, pe-du-li? *
Maka saya tahan diri untuk tidak terlalu idealis atau memaksakan orang lain untuk memahami pekerjaan illustrator dan bagaimana illustrator itu bekerja dan atau mendapatkan apresiasi tinggi di luar negeri sana.
Lalu iseng-iseng saya cari id twitternya dan berkunjung ke timelinenya. Tak dinyata ternyata disana dia sedang membicarakan saya yang katanya ‘udah ilustrasinya jelek [  ], harga untuk satu ilustrasi itu kemahalan, ratusan ribu rupiah *ngakak lagi karena infonya lebay punya dan dia belum bayar pula*dan membandingkannya dengan tempat lain. Seketika itu juga langsung saya RT apa yang dia tweetkan tanpa saya bicara apa-apa. (bukan sekedar retweet, tapi ‘RT’ yang sengaja ada identitas saya, biar dia tahu kalau saya telah membaca twit itu)
Sedihnya lagi, hal itu bukan yang pertama kalinya karena kemungkinan mereka biasa mendapatkan hal-hal gratis yang tidak perlu mengeluarkan uang. Saya juga suka gratis, tapi tidak termasuk…misalnya memaksa seorang teman penulis untuk membagikan hasil karya bukunya secara gratis yang sama artinya dengan motong jatah nafkah sebulannya yang enggak seberapa. 
Tetapi lebih dari itu semua, memiliki perusahaan ini dan menjalankannya dari nol adalah saya juga jadi belajar untuk mencari solusi, bukan masalah. Saya belajar untuk terus mencari inovasi, mencari sebanya-banyaknya partner kerja yang bisa support, mendengarkan pengalaman orang lain, mencari peluang lain, dengan cara lain, sehingga orang lain yang bukan orang-orang ini, bisa menghargai apa yang telah saya kerjakan, saya usahakan, saya keluarkan segala jerih payah saya.
Di lubuk hati yang paling dalam saya berdoa agar saya terus diberikan rejeki berlimpah sehingga nanti bisa mendapatkan asisten pribadi yang akan mengurusin hal-hal marketing, publisitas dan lain-lain yang sifatnya tidak lagi menjadi fokus antrian what to do sementara saya bisa lebih fokus mengilustrasi dan tentu saja mengerjakan apa yang menjadi cita-cita utama saya, menjadi seorang penulis yang bisa menulis tujuh ribu kata per hari dan menghasilkan belasan buku setiap tahunnya,yang bermutu, seperti Enid Blyton.
Amin...Amin...Ya Robal Alamin.


*The Higher Self  artinya keinginan luhur, hasil nemu di kamus~




17 CommentsChronological   Reverse   Threaded
onit wrote on Dec 16, '11
aya juga jadi belajar untuk mencari solusi, bukan masalah. Saya belajar untuk terus mencari inovasi,
pernah denger pepatah,
bahwa org yg berkembang selalu mencari kesempatan dalam setiap masalah, bukannya mencari masalah dalam setiap kesempatan.

you go, girl! :)
ninelights wrote on Dec 17, '11
onit said
you go, girl! :)
*gelendotan*
*kemepul*
addicted2thatrush wrote on Dec 17, '11
ehm..
ninelights wrote on Dec 17, '11
Apa, pangeran kodok?:-p
puritama wrote on Dec 17, '11
"ilustrasi yang sudah saya buat susah payah dan sudah direvisi dua kali itu tidak dibayar oleh klien karena katanya file di komputernya…hilang entah ke mana"

ya ampun... :(
klien... yang... AH.

Orang yg cuma bisa judge buruk itu tak pernah tahu prosesnya...
"Sebaik-baik orang itu yang paling bermanfaat bagi sesamanya."
*gak nyambung sih, tapi gakpapalah ya...


...
*hugs*
jampang wrote on Dec 17, '11
terus berjuang mbak.... :-)
ayanapunya wrote on Dec 17, '11
tetap semangat, Na
ninelights wrote on Dec 17, '11
puritama said
ya ampun... :(
klien... yang... AH.

Orang yg cuma bisa judge buruk itu tak pernah tahu prosesnya...
"Sebaik-baik orang itu yang paling bermanfaat bagi sesamanya."
*gak nyambung sih, tapi gakpapalah ya...


...
*hugs*
:)

hahahahaha... :-p

pengalaman...adalah guru yang terbaik,Dek Pera. Selalu.

*ketjup*
*djilat*
*gulat* :-p
ninelights wrote on Dec 17, '11
jampang said
terus berjuang mbak.... :-)
I will!! HOSHHH! :)
ninelights wrote on Dec 17, '11
tetap semangat, Na
Iya, Insya Allah, tak akan pernah padam semangatnya!
makasih,Yana! *peyuk*
nitacandra wrote on Dec 17, '11
ngerti banget yang dirasain Na, krn kita (kurang lebih) berada di wilayah pekerjaan yg saling menunjang :)
semangat ya Na, semakin diasah pengalaman, Na bakal semakin tangguh dan kinclong ;) dan rezeki yg sesuai akan datang di saat yg tepat, insya Allah.
ninelights wrote on Dec 18, '11
semangat ya Na, semakin diasah pengalaman, Na bakal semakin tangguh dan kinclong ;) dan rezeki yg sesuai akan datang di saat yg tepat, insya Allah.
Amin, amin, ya Robbal Alamin.
Terima kasih, Mbak Nita. Semoga rezeki juga dilimpahkan dan selalu dilancarkan untuk Mbak yang juga sudah mendoakan saya. Amin, amin, ya Robal Alamin. *hugs*
tintin1868 wrote on Dec 19, '11
rana yang baik.. selalu semangat ya.. anggap aja mereka yang selalu "menyudutkan" itu tantangan.. dan cari solusinya.. pasti ada solusinya..

keinginan luhurmu semoga tercapai semua..

ganbattteeeee..
moestoain wrote on Dec 19, '11
Mengamini doa doa
thealterworld wrote on Dec 21, '11
semoga usaha yang dirintis bisa sukses.
ninelights wrote on Dec 21, '11
@mb tintin,moes,alterworld: terima kasih semuanya :-) amin!:-)
ninelights wrote on Dec 21, '11
@mb tintin,moes,alterworld: terima kasih semuanya :-) amin!:-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar