The Higher Self* | for Rana's contacts |
Memulai
usaha yang benar-benar dari nol itu terasa sungguh perjuangannya.
Menetapkan pilihan sebagai seorang penulis dan membuat alternatif lain
demi kelangsungan hidup *yang sekarang ini,bukan hanya untuk diri
sendiri*
dengan membuka usaha yang nantinya bisa menjadi jalan menuju cita-cita
utama cepat tercapai terasa…sungguh…panjang…perjalanan…ini.
Kadang
kepala bisa terasa seolah-olah kemepul sungguhan karena pada hari yang
sama, informasi, permintaan, tawaran, masalah, urusan sepele yang bikin
kepala semakin pusing, datang di saat yang bersamaan…
Apalagi
karena belum memiliki asisten pribadi, jadi persoalan marketing,
accounting, promosi,customer service, dirangkap sekaligus jadi satu. Ini
belum termasuk melayani klien yang memiliki permintaan yang tidak
sedikit, bolak-balik revisi dan bahkan revisi total, menghadapi pesaing
lain yang ternyata ada yang merasa iri karena sebelah sini lebih
didahulukan daripada sebelah situ atau diam-diam ‘merebut’ lahan
(well,meski ini terasa agak menyakitkan, pada akhirnya yowis, memang
bukan rejeki berarti ),
dan atau calon klien yang berulang kali menawar harga dengan price
sampai di bawah standar biasanya-padahal harga di tempat usaha ini sudah
dibawah standar pada umumnya-tapi ya namanya gak tau karena gak survei,
dan namanya pembeli maunya murah tapi bagus, ya mau bagaimana -dan lalu…tidak jadi menggunakan jasa kami.
-Pecas ndahe- =))
Dulu
saya juga pernah memiliki pengalaman yang cukup tidak mengenakkan
perihal order ilustrasi yang saya terima dari beberapa klien, salah
satunya adalah klien tersebut di bawah ini. Kemungkinan ‘kesalahan’
terbesar dari kejadian tersebut adalah terletak pada saya yang belum
tahu bagaimana caranya memulai sebuah bisnis yang hanya dibatasi dengan
saling percaya satu sama lain. Saling percaya itu artinya semua pihak
enak, bukan hanya satu pihak. Alhasil, ilustrasi yang sudah saya buat
susah payah dan sudah direvisi dua kali itu tidak dibayar oleh klien
karena katanya file di komputernya…hilang entah ke mana. (???) *Aslinya,
kalau saya mau, saya bisa saja bilang ‘Waduh,Mbak.Lha tinggal cek email
to. Kan sumber dapet filenya juga dari sono kan? Atau, mau saya forward
file asli yang masih saya simpan di sini?” Tapi saya menahan diri
karena katanya ada alasan lain yang membuat dia keberatan, katanya
gajinya hanya sekian persen dari harga ilustrasi sketsa wajah+ilustrasi
digital painting saya yang saya patok waktu itu 150 ribu.
Kalau
ada illustrator sketsa wajah jago lainnya yang tahu saya kasih harga
segitu, bakalan geleng-geleng prihatin, Itu harga sungguh dibawah
standar sekali. *Saya aja sesungguhnya prihatin. Tapi apa konsumen yang
tidak paham apa-apa soal itu, pe-du-li? *
Maka
saya tahan diri untuk tidak terlalu idealis atau memaksakan orang lain
untuk memahami pekerjaan illustrator dan bagaimana illustrator itu
bekerja dan atau mendapatkan apresiasi tinggi di luar negeri sana.
Lalu
iseng-iseng saya cari id twitternya dan berkunjung ke timelinenya. Tak
dinyata ternyata disana dia sedang membicarakan saya yang katanya ‘udah
ilustrasinya jelek [ ],
harga untuk satu ilustrasi itu kemahalan, ratusan ribu rupiah *ngakak
lagi karena infonya lebay punya dan dia belum bayar pula*dan
membandingkannya dengan tempat lain. Seketika itu juga langsung saya RT
apa yang dia tweetkan tanpa saya bicara apa-apa. (bukan sekedar retweet,
tapi ‘RT’ yang sengaja ada identitas saya, biar dia tahu kalau saya
telah membaca twit itu)
Sedihnya
lagi, hal itu bukan yang pertama kalinya karena kemungkinan mereka
biasa mendapatkan hal-hal gratis yang tidak perlu mengeluarkan uang.
Saya juga suka gratis, tapi tidak termasuk…misalnya memaksa seorang
teman penulis untuk membagikan hasil karya bukunya secara gratis yang
sama artinya dengan motong jatah nafkah sebulannya yang enggak
seberapa.
Tetapi
lebih dari itu semua, memiliki perusahaan ini dan menjalankannya dari
nol adalah saya juga jadi belajar untuk mencari solusi, bukan masalah.
Saya belajar untuk terus mencari inovasi, mencari sebanya-banyaknya
partner kerja yang bisa support, mendengarkan pengalaman orang lain,
mencari peluang lain, dengan cara lain, sehingga orang lain yang bukan
orang-orang ini, bisa menghargai apa yang telah saya kerjakan, saya
usahakan, saya keluarkan segala jerih payah saya.
Di
lubuk hati yang paling dalam saya berdoa agar saya terus diberikan
rejeki berlimpah sehingga nanti bisa mendapatkan asisten pribadi yang
akan mengurusin hal-hal marketing, publisitas dan lain-lain yang
sifatnya tidak lagi menjadi fokus antrian what to do sementara saya bisa
lebih fokus mengilustrasi dan tentu saja mengerjakan apa yang menjadi
cita-cita utama saya, menjadi seorang penulis yang bisa menulis tujuh
ribu kata per hari dan menghasilkan belasan buku setiap tahunnya,yang
bermutu, seperti Enid Blyton.
Amin...Amin...Ya Robal Alamin.
*The Higher Self artinya keinginan luhur, hasil nemu di kamus~
ninelights said
aya juga jadi belajar untuk mencari solusi, bukan masalah. Saya belajar untuk terus mencari inovasi,
pernah denger pepatah,
bahwa org yg berkembang selalu mencari kesempatan dalam setiap masalah, bukannya mencari masalah dalam setiap kesempatan. you go, girl! :) |
ninelights wrote on Dec 17, '11
onit said
you go, girl! :)
*gelendotan*
*kemepul* |
addicted2thatrush wrote on Dec 17, '11
ehm..
|
ninelights wrote on Dec 17, '11
Apa, pangeran kodok?:-p
|
ayanapunya wrote on Dec 17, '11
tetap semangat, Na
|
ninelights wrote on Dec 17, '11
puritama said
ya ampun... :(klien... yang... AH. Orang yg cuma bisa judge buruk itu tak pernah tahu prosesnya... "Sebaik-baik orang itu yang paling bermanfaat bagi sesamanya." *gak nyambung sih, tapi gakpapalah ya... ... *hugs*
:)
hahahahaha... :-p pengalaman...adalah guru yang terbaik,Dek Pera. Selalu. *ketjup* *djilat* *gulat* :-p |
ninelights wrote on Dec 17, '11
jampang said
terus berjuang mbak.... :-)
I will!! HOSHHH! :)
|
ninelights wrote on Dec 17, '11
ayanapunya said
tetap semangat, Na
Iya, Insya Allah, tak akan pernah padam semangatnya!
makasih,Yana! *peyuk* |
nitacandra wrote on Dec 17, '11
ngerti banget yang dirasain Na, krn kita (kurang lebih) berada di wilayah pekerjaan yg saling menunjang :)
semangat ya Na, semakin diasah pengalaman, Na bakal semakin tangguh dan kinclong ;) dan rezeki yg sesuai akan datang di saat yg tepat, insya Allah. |
ninelights wrote on Dec 18, '11
nitacandra said
semangat
ya Na, semakin diasah pengalaman, Na bakal semakin tangguh dan kinclong
;) dan rezeki yg sesuai akan datang di saat yg tepat, insya Allah.
Amin, amin, ya Robbal Alamin.
Terima kasih, Mbak Nita. Semoga rezeki juga dilimpahkan dan selalu dilancarkan untuk Mbak yang juga sudah mendoakan saya. Amin, amin, ya Robal Alamin. *hugs* |
tintin1868 wrote on Dec 19, '11
rana
yang baik.. selalu semangat ya.. anggap aja mereka yang selalu
"menyudutkan" itu tantangan.. dan cari solusinya.. pasti ada solusinya..
keinginan luhurmu semoga tercapai semua.. ganbattteeeee.. |
thealterworld wrote on Dec 21, '11
semoga usaha yang dirintis bisa sukses.
|
ninelights wrote on Dec 21, '11
@mb tintin,moes,alterworld: terima kasih semuanya :-) amin!:-)
|
ninelights wrote on Dec 21, '11
@mb tintin,moes,alterworld: terima kasih semuanya :-) amin!:-)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar