Rabu, 15 Agustus 2012

sesuatu

Sep 8, '11 11:22 PM
for you
Dia adalah ‘pelarian’ dari masalah yang sedang terjadi. Ibarat pada waktu-waktu itu aku sedang terdampar di sebuah padang pasir nan gersang dan hampir membuat pingsan, lalu aku menemukan oase yang sejuk dan nyaman yang bisa membuatku betah berlama-lama meski di sekitar sedang meriang dan panas. Aih..lebay gilak!hahaha!

Dia ini adalah pria masa laluku. Tapi tentu juga bagian dari masa depan di setiap masing-masing kami. Jadi, meski kemungkinan pada acara ini kami tidak bertemu, kami pasti akan bertemu di acara berikutnya. Well… tapi entah juga. Karena dia termasuk orang sibuk juga. Kemungkinan bertemu juga memang sedikit. Tapi nyatanya, (dan Alhamdulillahnya buatku) kami sering bertemu pada bulan-bulan terakhir ini.


Sebenarnya, saat kami bertemu, dan saat aku tak sengaja menatap matanya, aku selalu menemukan ‘sesuatu’ di sana, di matanya. ‘Sesuatu’ yang membuatku sangat yakin masih ada cinta di sana. Tapi entahlah. Apakah memang dia sengaja mengeluarkan kata-kata pedas agar aku cepat melupakannya, melakukan suatu tindakan yang membuat hatiku tersakiti sehingga aku cepat pula melupakannya, atau sesuatu yang lain yang intinya agar aku cepat melupakannya? Karena ‘sesuatu’ yang awalnya membuat tubuhku hangat, berubah jadi perih di hati. Lalu aku sadar diri. He’s not belong to me.


Lalu malam itu kami bertemu lagi. Dan setelah beberapa adegan yang membuatku sering bertanya-tanya tapi juga kadang geli, akhirnya, dia mengirim sebuah pesan di sebuah jejaring sosial. Dia berkata bahwa selama ini dia semacam ‘kena serangan asma’ setiap kali kami bertemu dan bertatap mata. Antara (sudah) ngakak, tersanjung, tersipu, dan GE-ER tingkat dewa menghampiri hatiku.:))


“Ha? Sungguhkah?” batinku (sok) tidak percaya. “Jadi selama beberapa tahun ini, setiap kali kita ketemu dan dia kesana-kemari, pindah sana menghilang ke sini, aku ke sana, dia milih pergi ke situ, atau melakukan sesuatu yang niatnya menghindar tapi ‘ngintip-ngintip’ itu… karena dia berniat menghindari hatinya yang masih ada rasa kepadaku? Itukah?”


Jadi ‘sesuatu’ku itu benar selama ini?


Ah. Ya. Sebenarnya kami dipisahkan oleh keadaan. Bukan mau kami. Dan sebenar-benarnya, jika niat, hubungan ini akan sangat baik-baik saja dan normal dan bisa diteruskan. Sayangnya, pengetahuan yang satu itu masih belum ditelusuri dengan cukup baik. Jadi lalu hubungan itu terputus. Tapi aku tak mau cari ribut dengan sok benar sendiri. Aku tidak ingin berharap lebih lagi. Tapi sayangnya hanya… aku masih sayang pada pria ini. Dan ternyata pun, saat membaca bahasa tubuhnya, bahasa pesan-pesannya, kata-katanya, di seberang sana juga punya rasa yang sama. Kurasa.


Hanya. Mungkin. Ah. Entahlah. Aku akan mengikuti arus saja. Aku biarkan hatiku senang. Aku biarkan hatiku nyaman saja. Kadang sering terbersit pikiran menyakitkan karena mengetahui akhir dari semua cerita ini akan sad juga seperti dulu. Tapi entahlah. Aku tentu bukan Tuhan. Juga bukan asistenNya. Aku hanya pernah melewati kenangan itu. Ah. ini kenapa ceritanya jadi sedih ya? Haish! Wis ah. Intinya, dia ini sesuatu banget pokoknya. Alhamdulillah. Hehe.
Cemangat! Cemangat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar