Arti Sebuah Kesabaran | for Rana's contacts |
Pagi
tadi mendadak saja saya begitu ringan membuka Microsoft word dan mulai
menulis bab pertama untuk novel ketiga saya yang kemarin-kemarin sudah
selesai dibuat outlinenya. Rasanya… luar biasa, ternyata.
Rasanya
seperti Tuhan ikut turun tangan menghentikan dan melowongkan semua
waktu yang kemarin itu begitu sumpek dan berjejalan di
mana-mana-err,enggak di mana-mana juga sih, hanya di pikiran saya saja
:D- sehingga meski saat saya tidak lagi sedang bekerja saya masih saja
memikirkan soal pekerjaan.:-p
Dan
malam ini, tangan saya yang tidak bisa diam ini iseng-iseng mencari
tahu mengenai seorang penulis dunia yng mungkin saja pernah dan bisa
menulis dua novel sekaligus dalam waktu bersamaan dan kalau ketemu,
niatnya, ingin belajar bagaimana cara melakukannya.
Tetapi
tak dinyana, saya kembali berjodoh untuk membaca sebuah kisah tentang
penulis idola saya, Neil Gaiman di sebuah blog orang Multiply. Niatnya,
si empu blog ini ingin memberikan review soal buku The Graveyard. Tapi
saya jadi lebih terkagum-kagum,bangga,merinding,salut, dan tentu saja,
mendapat ilmu lagi tentang arti sebuah kesabaran dan ketekunan dalam
menulis dari seorang Neil Gaiman.
Ini hasil copasnya:
The Graveyard book: Kisah fantasi dengan hati
Buku ini bercerita tentang kehidupan Bod, seorang anak yatim yang di asuh oleh para penghuni pekuburan; para hantu.
Menurut
Neil Gaiman, ide untuk buku ini muncul ketika Michael anak lelaki
Gaiman yang berusia dua tahun (sekarang 26) bermain sepeda roda tiga
melintasi komplek pekuburan di kampung halaman Gaiman di Sussex,
Inggris.
Pada
saat itu Neil Gaiman baru berusia dua puluh lima tahun. Dia mencoba
menuliskan cerita tetang anak kecil di kuburan. Namun gagal
mengembangkannya lebih lanjut. Ia menyadari bahwa ide cerita ini lebih
bagus daripada (kemampuan dirinya) sebagai seorang penulis.
Maka dia terus menulis. Beralih pada cerita lain. Sambil terus mempelajari keterampilan menulis.
Saya
selalu mengagumi kesabaran Gaiman dalam mengembangkan sebuah cerita.
Coraline buku Gaiman (favoritsaya) yang lain, ia tulis dalam rentang
waktu sembilan tahun. Dan buku The Graveyard book ini, setelah terlantar
selama 23 tahun akhirnya ia berhasil menuliskannya (hanya) dalam waktu
dua tahun!
Dalam
segi kecepatan cerita, The Graveyard Book agak berbeda dengan Coraline
yang sangat intens membuat pembaca (agak) ketakutan.
Sejak
awal Gaiman ingin komposisi buku ini terdiri dari kumpulan cerita
pendek, seperti The Jungle book- Rudyard Kipling, buku favoritnya.
Karena
formatnya yang demikianlah, pertama kali membaca buku ini saya selalu
bisa berhenti setelah habis satu bab. ( yang sangat jarang saya alami
saat membaca novel Gaiman. Dan saya hampir tidak pernah menghabiskan
kumpulan cerpen, biasanya hanya membaca yang menarik secara
melompat-lompat)
Neil
mulai menulis buku ini bulan desember 2005, sepanjang 2006, 2007, dan
dua halaman terakhir di bulan Februari tahun 2008. Pada malam terakhir
itu, ia menulis baris terakhir puisi yang menjadi kalimat favorite saya
dalam novel ini:
Hadapilah hidupmu
Semua perih, semua nikmat
Jangan berpaling dari satu pun
Okey maafkan terjemahan yang mungkin enggak tepat ini ^_^ Kalimat aslinya
Face your life
It’s pain. It’s pleasure.
Leave no path untaken.
Mata
saya berkaca-kaca. (Astaga, sesuatu yang juga tidak pernah saya alami
saat membaca novel Gaiman. Dan sangat sedikit novel yang bisa membuat
saya demikian. Saat ini saya bahkan tidak bisa mengingat satupun novel
lain selain novel ini ^_^ )
Kata-kata
tadi ditulis sebagai bait terakhir dari sebuah lagu yang dinyanyikan
oleh ibu angkat Bod, Ny. Owen-seorang hantu, saat Bod bersiap pamit
untuk meninggalkan Graveyard, rumahnya.
Ternyata
saya bukan orang pertama yang tersentuh dengan kalimat itu. Gaiman
mengalaminya lebih dahulu (Ya iyalah kan yang nulisss)
Malam
itu, Gaiman menatap sebaris kata yang baru ditulisnya, dan merasa
tersengat. Ia bisa melihat jelas apa yang sebenarnya sedang ditulisnya
(Setelah dua tahun bo!)
Ia sedang menulis tentang masa kecil.
Neil
bilang dalam pidato penerimaan Newberry Medal-nya, “Sekarang saya
menulis sebagai orang tua, dan tragedi komikal yang dialami oleh setiap
orang tua adalah, jika kita sebagai orang tua membesarkan anak-anak kita
dengan baik, mereka tidak akan membutuhkan kita lagi. Mereka akan
pergi, memiliki kehidupan, memiliki keluarga, memiliki masa depan.”
Disitu
saya tertawa dengan mata berkaca-kaca. Neil Gaiman benar. Dia telah
melewati masa membesarkan anak hingga mereka menjadi dewasa dan
meninggalkannya. (Micahel inspirasi buku ini telah berusia 26 tahun) Dan
disitulah saya menemukan alasan kenapa saya bisa ikut-ikutan sedih.
Saya sekarang telah mengalami menjadi orang tua.
Neil
Gaiman bilang untuknya tidak ada cerita yang jelek. Yang ada adalah
cerita yang ia cintai, cerita yang berbicara pada jiwanya, dan cerita
yang lumayan.
Saya cuma mau bilang. “Neil, this story has spoken to my soul!”
Dan dengan alasan (yang sangat subjektif) itulah, saya menjadikan buku ini sebagai all time favorite saya ^_^
sumber copas dari: http://farahh.multiply.com/reviews
Ahhh...betapa malam yang luar biasa bukan? Semangat, self!
ninelights wrote on Dec 18, '11
dieend18 said
Aku baru aja baca novelnya Rana yg Fleur, dan aku sukaaaaa...
Aihhh...
*blushing* Masih byk yg perlu dibenahi dr novel itu.. tapi terima kasih, Mbak Dee... means a lot :) |
ninelights wrote on Dec 18, '11
jampang said
wah.... sudah mau yang ketiga aja... :-)
:-p
|
ninelights wrote on Dec 18, '11
kaklist said
eheeeeem....
makasih rana.. seneng deh bangun pagi sambil dengerin burung.. sayup2
shalawat dari mushola.. sambil baca tulisan rana ini :)
Ah,Kak list. Hanya berbagi saja...selebihnya juga hasil dari copy paste...:-p
Semoga bermanfaat...:) |
ninelights wrote on Dec 18, '11
pennygata said
buku
neil gaiman yg pernah kulihat (kulihat saja blm pernah baca) ya the
Graveyard itu, sempat ditimang2 mau dibeli gak jadi, skrng nyesel.. Mau
cari lagi buku2nya dia..
Iya,Mbak.
Buku Neil Gaiman,buatku juga, barang langka. Di sini susah bener
nyarinya. Almost gak ada. Kalau pun ada, itu yang aku udah punya,
seperti caroline sama Anansi Boys. Selain itu, susaaahhh...bener...Aku
sampe pengen berangkat ke jakarta cuma demi untuk nyari buku obral-nya
Neil. :-(
|
ninelights said
Coraline
buku Gaiman (favoritsaya) yang lain, ia tulis dalam rentang waktu
sembilan tahun. Dan buku The Graveyard book ini, setelah terlantar
selama 23 tahun akhirnya ia berhasil menuliskannya (hanya) dalam waktu
dua tahun!
jadi inget kata2 seseorang waktu mendeskripsikan tuhan: "sang pemilik waktu"
dan menurutku, manusia yg rukun dgn sang pemilik waktu lah yg bisa menjalaninya. may you stay blessed by the owner of time, na! |
ninelights wrote on Dec 19, '11
Amin.
Makasih untuk doa dan semangatnya yang tak henti. Kemungkinan, jika suatu hari nanti ada piala penghargaan untuk pemenang novel fantasi terbaik di indonesia atau dunia, namamu masuk menjadi salah satu yang tak sanggup kusebut karena saking terharunya.:-) #membayangkan semua itu saja sudah mewah dan bahagia...ah...:-) |
rembulanku wrote on Dec 19, '11
mbrambang....
tulisan indah meski actionnya tak mudah |
ninelights said
Iya,Mbak.
Buku Neil Gaiman,buatku juga, barang langka. Di sini susah bener
nyarinya. Almost gak ada. Kalau pun ada, itu yang aku udah punya,
seperti caroline sama Anansi Boys. Selain itu, susaaahhh...bener...Aku
sampe pengen berangkat ke jakarta cuma demi untuk nyari buku obral-nya
Neil. :-(
lo mau? gw beri nih..
|
ninelights wrote on Dec 20, '11
m4s0k3 wrote on Dec 19 ninelights said Iya,Mbak. Buku Neil Gaiman,buatku juga, barang langka. Di sini susah bener nyarinya. Almost gak ada. Kalau pun ada, itu yang aku udah punya, seperti caroline sama Anansi Boys. Selain itu, susaaahhh...bener...Aku sampe pengen berangkat ke jakarta cuma demi untuk nyari buku obral-nya Neil. :-( lo mau? gw beri nih.. >>>SERIUS? MAU BANGEEETTTTTTT!! |
ninelights said
m4s0k3 wrote on Dec 19 ninelights said Iya,Mbak. Buku Neil Gaiman,buatku juga, barang langka. Di sini susah bener nyarinya. Almost gak ada. Kalau pun ada, itu yang aku udah punya, seperti caroline sama Anansi Boys. Selain itu, susaaahhh...bener...Aku sampe pengen berangkat ke jakarta cuma demi untuk nyari buku obral-nya Neil. :-( lo mau? gw beri nih.. >>>SERIUS? MAU BANGEEETTTTTTT!!
gw cari bentar di gramed semanggi kalo masih ada diskonannya yang neverwhere baru gw kirim ke ente. sabar ye. hehehe
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar