Lantai Dua | for Rana's contacts |
Ini
bermula dari Cireng. Saya suka Cireng, suka sekali, sampai-sampai saya
berniat memasak lebih banyak dari biasanya hari ini. Dulu saya
mendapatkan resepnya dari Mbak Nina,
salah satu kontak multiply di lapak sebelah. Mulanya, Mbak Nina berbagi
cerita soal cemilan ringan bernama Cilok. Saya juga suka Cilok. Tapi
ketika saya mencoba mempraktekkannya, cilok yang saya buat kurang kalis,
makanya hasil akhirnya jadi sedikit mbeledrek (tapi tetap dihabiskan
oleh saya dan orang rumah)
Bukan karena menyerah, tapi sepertinya saya lebih naksir Cireng
dibandingkan dengan Cilok. Makanya, setelah tepung terigu dan tepung
tapioka plus daun bawang ada di bawah, hari ini, tepatnya tadi siang,
saya mulai mengolah bahan-bahannya.
Terus
terang sampai sekarang saya masih bingung mengira-kira 250 gram tepung
tapioka itu berapa sendok makan. Dan lalu 100 gram tepung terigu itu
berapa sendok makan. Makanya, saya pakai rumus sendiri dan menganggap
kalau 100 gram adalah 10 sendok, dan 250 adalah 25. Tetapi kalau 25
sendok itu terlalu banyak, jadi saya buat jadi 12 sendok saja. =))
Biasanya
jam sembilan sampai jam empatan sore saya selalu di lantai atas.
Kebetulan setelah musibah itu, kami sekeluarga mendapatkan rumah
kontrakan yang memiliki dua lantai-yang pasti nanti akan sedikit berat
juga seandainya setahun lagi harus pindah dari tempat ini -,
jadi kalau sedang galau, saya bisa asik melihat senja atau kelap-kelip
kota. Dan semestinya, tadi setelah sholat dhuhur, saya menyempatkan diri
untuk tidur karena tadi pagi baru terlelap sekitar jam setengah tiga
pagi dan bangun jam lima lalu lanjut kerja tanpa bobo lagi. Tapi karena
begitu ngefansnya sama Cireng, lenyap segala kantuk. Saya fokus membuat
seni menyireng. - -“
Hujan
sangat deras dan tidak seperti biasa tingkat kederasannya sudah
mengguyur bumi ketika saya memutuskan untuk turun menuju dapur. Saya
kupas tiga suing bawah putih, mencucinya, menaruhnya di atas cobek,
merajangnya kasar, mencampurkan garam secukupnya, lalu mulai
menguleknya. Setelah halus, saya masak air untuk keperluan Cireng.
Sembari menunggu airnya mendidih, saya Rajang daun bawangnya
tipis-tipis. Setelah itu, air yang sudah matang dan masih mengepulkan
asap itu saya masukkan ke dalam wadah yang berisi bumbu dan daun bawang.
Saya tambahkan merica dan lalu mengaduknya. Setelah itu, mulai
memasukkan tepung terigu dan tepung tapioca (tepung kanji)
Proses menggoreng, saya kira setengah jam lebih karena saking banyaknya *jadinya sampai dua mangkok, itu juga sudah dikurangi sama yang menggoreng *.
Setelah selesai semua, saya duduk di ruang keluarga, menikmati cemilan
cireng itu lagi sambil menonton teve. Setelah kenyang, saya rebahan
dibawah-tetap di ruang keluarga dan masih menonton teve-. Hujan masih
turun, dan hawa jadi dingin sekali. Saya lalu menyelimuti badan dan
pelan-pelan mulai merasa mengantuk.
Tak
terasa waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB. Saya pun berniat untuk
segera mandi, sholat, dan lalu turun lagi demi bisa menonton “City
Hunter” di Indosiar
Saat
menginjakkan kaki ke lantai dua itu saya belum merasa aneh. Saya hanya
ingin segera mandi. Mata saya kemudian tertuju pada kaos putih saya yang
kemarin sudah saya seterika bersama dengan tumpukan baju-baju untuk
bepergian yang lain, kemeja, rok, celana, dua jaket, dan lain-lain.
Semua baju itu masih di atas tikar, di atas tumpukan koleksi kain sarung
ayah saya yang memang sengaja untuk dijadikan alas untuk menyetrika
baju. Saya pegang baju putih itu dan hendak bergegas menuju lemari
mencari pakaian dalam, tapi lalu kaget.
Kok basah?
Lalu saya melihat tumpukan dibawahnya.
Kok basah??
Lalu
saya memegang tumukan kain sarung ayah saya yang ada delapan lapis + 1
jarik bekas yang berlubang karena kelakuan saya waktu kecil + selimut
yang juga berlubang karena kekhilafan saya melubanginya tanpa sengaja
waktu kecil…
K O K B A S A H?
Saya
pegang tikar dan saya lihat lantai putih di ruangan itu ada genangan
air sekitar 0,5 cm menyebar hampir dua meter dari pintu. Seketika itu
saya terbahak sambil berteriak pada orang tua di bawah, “huahahahaha,
Ibuuu, lantai dua kebanjiraaaan!”
Seandainya
tadi saya menyempatkan naik ke atas sebentar, mungkin tidak akan jadi
begitu nasib lantai dua. *menceritakannya dengan ngakak* Tapi yang
namanya musibah, Sob! Alhamdulillah yang paling penting sih tidak masuk
ke kamar saya, karena komputer berada di lantai [jadi mikir mau beli
meja pendek kalau gini - -“] Genangan itu ada di ruang keluarganya
lantai dua sama di balkon. Balkon mungkin satu sampai dua centi
tingginya. Ibu saya terkejut. “Lha kok bisa???” Saya ngakak lagi.
Ternyata
saluran pembuangan air hujannya tersumbat karena setelah saya mencoba
menelusuri dan lalu menyodok-nyodoknya, air itu kemudian mengalir dengan
lancarnya=)). Jadi ya sudah, jadinya acara hari itu kejar tayang nyuci
semua baju,tikar, sarung, selimut bekas, jarik, sama ngepel lantai. Yah,
itung-itung pembakaran kalori karena kebanyakan makan Cireng hari ini.
Hahahaha.
Have a great nite, everybody!
*Sambil jemurin pakaian, giat naik turun tangga demi lihat Li Min Ho main di City Hunter.
Tags: sehari-hari
tintin1868 wrote on Feb 27
jadi jangan salahkan cireng ya kalu lantai dua keburu basah.. :D
|
ninelights wrote on Feb 28
asasayang said
jadi banjirnya di lantai 2 aja?
leres sak meniko :D
|
ninelights wrote on Feb 28
tintin1868 said
jadi jangan salahkan cireng ya kalu lantai dua keburu basah.. :D
:D
|
ninelights wrote on Feb 28
dieend18 said
Skr udah jarang makan cireng...
ciyeng enyak loh,mbak. :D
|
ninelights wrote on Feb 28
onit said
cirengnya sukses ya dgn perkiraan begitu? :D kalo menurut convert-to.com sih 1 sendok makan = 8gram. mirip lah :)
sakses sangat,jeung :D
|
ninelights wrote on Feb 28
onit said
yg nyumbat saluran apa tuh? moga2 gak ada hewan mati lagi yah ^^;;
saluran di pojokan balkon. Mungkin kalau gak ada tiker dan sekian lapis sarung, airnya bakal masuk kamar itu...fiuhhh...
dua hari berturut-turut banyak kecoak gede-gede bertebaran di lantai dua. |
sicantikdysca wrote on Feb 28
hihihiiii... terlalu fokus pada cireng :D
|
ninelights wrote on Feb 28
sicantikdysca said
hihihiiii... terlalu fokus pada cireng :D
hehe.
|
ninelights said
dua hari berturut-turut banyak kecoak gede-gede bertebaran di lantai dua.
haiyaaa.. -- eh jadi inget kucingku dulu nangkepin laron2.. ^^;
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar