Kamis, 16 Agustus 2012

Beyond one's self

Dec 10, '11 11:47 PM
for Rana's contacts
Dalam keadaan tertentu karena saking sedihnya perasaanmu pada saat itu, kata-kata yang sudah sedemikian rapi disusun hendak dikeluarkan, kadang saat itu bisa kabur entah ke mana. Seolah-olah, semua kata-kata itu serempak terserang penyakit nyeri dan enggan keluar dari mulut sehingga yang bisa kau lakukan adalah menarik napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan. Usaha mengembuskan napas itu kau lakukan dengan sangat hati-hati karena takut dunia mengetahuinya sehingga dada rasanya perih sementara sekumpulan kubangan air mata dipelupuk mata dicoba dibendung sekuat tenaga sampai membuat seputar mata dan pipi dan bahkan keningmu, memerah.


Saat kau melakukan itu, sebenarnya kau tidak terlalu peduli apakah sikap itu adalah sebuah bentuk ketegaran akan sosok dirimu di mata orang lain atau sebuah tindakan konyol karena akan lebih menyiksa hatimu. Yang paling kau ingat adalah orang-orang yang telah sedemikian perhatian mencurahkan rasa sayangnya kepadamu dan orang-orang yang telah sedemikian perhatian mencurahkan rasa sayangnya kepada orang lain itu dan orang-orang yang tidak terlalu penting yang sedemikian sok perhatiannya mencampuri urusan kasih sayang ini dan itu.


Sebenarnya kesedihan yang kau pendam dalam-dalam itu adalah sikap yang paling baik yang bisa kau tunjukkan untuk membuktikan bahwa kau sebenar-benarnya bukan seseorang yang egois. Namun ternyata kau tidak bisa membohongi dirimu sendiri bahwa kesedihan itu tak akan pernah hilang selama masalah itu masih mengendap dan tidak ada seorang pun yang kau biarkan tahu agar mereka bisa menolongmu, atau, kemungkinan, menghakimimu. Atau setidaknya, menyelesaikannya dengan sumber yang menjadi permasalahan itu.


Lalu dengan kepala tegak dan kata-kata yang lancar, kau katakan semua yang seharusnya kau katakan kepadanya sampai kau merasa hatimu lega. Namun setelah semua itu kau lalui, perasaanmu tidak berubah dan tidak lebih baik. Orang yang seharusnya kau ajak bicara bahkan mengabaikan semua kata-katamu sehingga membuatmu seolah benar-benar bicara dengan rumput yang bahkan untuk bergoyang saja perlu kau tiup terlebih dahulu. Kau lalu menarik napas dalam-dalam, mengeluarkannya secara perlahan, demikian perlahan sehingga dadamu terasa bergemuruh.


Pada siapa lagi kumengadu, kau bertanya. Lalu setelah itu kau mendadak saja ingin memiliki segalanya, mengurus paspor, mengurus tiket, terbang ke sebuah negeri antah berantah yang tidak ada satu pun orang yang kau kenali, membeli semua barang yang sebenarnya tidak ingin kau beli tapi kau hanya ingin menyenangkan hatimu agar kau bisa menjadi seseorang yang berbeda, membuka usaha lain di negeri itu, dan duduk diam di sudut kafe berkenalan atau hanya melihat orang-orang baru melakukan sesuatu hal yang belum pernah kau lihat, kau dengar, kau ketahui sebelumnya. Lalu kau merasa sangat senang, melupakan segalanya, melupakan masalahmu, melupakan orang-orang yang menuntutmu untuk ini dan itu, melupakan sosok yang bahkan di saat kau jatuh dia hanya melihatmu.


Menyenangkan membayangkan hal seperti itu. Tetapi ketika kau kembali berpijak pada realita, dan mengetahui angan-angan tak datang begitu cepat seindah yang kau harapkan, kau sakit sendiri. Dan kau merasa sangat bodoh karena telah lebih menyakiti dirimu sendiri. Kau berharap hujan menderas malam ini. Lalu kau tertidur karena lelah memikirkan semua itu.
[Rana,10 Des 2011]








6 CommentsChronological   Reverse   Threaded
allia2005 wrote on Dec 11, '11
hai rana, pakabar?
anotherorion wrote on Dec 11, '11
hmm
jampang wrote on Dec 11, '11
tapi kalau menghindar atau lari... di sana mungkin bisa ketemu masalah dalam bentuk baru. ......

jd tetap semangat aja *sok ngerti
tintin1868 wrote on Dec 11, '11
yang penting hadapi saja.. selama ini ku selalu lari.. toh selalu ada masalah baru..

semangat ya rana..
ninelights wrote on Dec 11, '11
Minum baygon keknya enak nih...
#ngeloyor
onit wrote on Dec 11, '11
if you don't belong among those people, don't waste your precious time & energy spending time with them.

you're too precious to be stained by them..

..keep exploring..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar