Main Keroyok? | for Rana's contacts |
“Kalo elu gak setuju sama pendapat gue, elu berarti bukan temen gue. Elu musuh. Musuh yang patut kami waspadai.”
Saya yang membaca gelagat-gelagat itu atas sikap saya yang tidak terlalu memihak pada siapa-siapa untuk teman-teman yang sedang berselisih paham, cuma bisa berekspresi… - -“
Saya pribadi tidak suka dengan yang namanya ‘main keroyok’. Alasan utamanya karena saya pernah ‘dikeroyok’ di dunia maya oleh orang yang sesungguhnya tidak tahu duduk perkaranya apa sebenarnya,katakanlah dia si B, lalu membuat opini menyakitkan di publik dengan postingan note yang sangat memprovokasi, lalu mendatangkan massa yang terprovokasi dan lalu mengiyakan hal tersebut sampai membuat yang seharusnya tidak bersalah aka saya harus hiatus beberapa saat karena kejadian luar biasa sepele itu karena… trauma. Apalagi si A, orang yang bersangkutan langsung dengan saya memperkuat tuduhan dengan mengatakan dia ‘lagi sangat kesal dengan seseorang’ aka saya dan di posting di set everyone.
Seharusnya saya bicara demi untuk penggembalian nama baik. Tapi saya memilih diam karena kalau saya memposting tulisan itu, maka kasus itu akan menjadi sangat penting. Kalau saya posting itu, orang yang mulanya tidak tahu akan berubah jadi sok tahu dan kemudian akan mencari tahu Cuma demi kepuasan kepenasarannya saja lalu membuat opini yang biasanya menuduh sembarangan di note atau di lapak pribadinya yang di set everyone dan akan memancing kepenasaran banyak orang lagi.
Saya malas.
Sekian bulan kemudian, muncul kasus, kali ini tersangkanya adalah A yang gentian di massa karena ternyata apa yang dia ucapkan selama ini tidak bisa dipegang. Some said dia a big liar fat. Dia just blablabla yadayadayada.
Saya yakin, si B pun pada akhirnya tahu apa masalahnya dan menjadi sangat malu karena tuduhan yang dilemparkan sebenarnya adalah karena dia mendengarnya cuma dari satu pihak, si A.
Sebenarnya bukan karena kasus satu itu saja saya menjadi orang yang bersikap lebih hati-hati apalagi kalau itu berkaitan dengan tuduh menuduh seseorang atau sesuatu. Tapi lebih kepada membaca kepentingan-kepentingan orang yang melempar opini ke dalam blog atau note tersebut.
Apakah itu kemarahan murni?
Apakah itu hanya tuduhan?
Apakah itu semacam lelucon?
Apakah mereka sedang mencari massa ?
Apakah orang yang membela itu hanya untuk bersenang-senang dan ingin saya terprovokasi?
Atau apa?
Sebentar.
Ini bukan berarti jika saya diam saya menjadi orang yang tidak peduli. Saya peduli. Bahkan kalau ada teman dekat saya yang dilukai, saya bisa jadi orang yang paling berada di garis depan untuk ‘menghajar’ orang tersebut, kalau perlu sampai dia kehabisan napas.
Tapi di kasus ini, di dunia maya ini, seluruh ekspresi tidak kelihatan. Kebanyakan adalah orang-orang yang baru saya kenal dan saya hanya bisa akrab dan membaca karakter masing-masing individu di balik IDnya dengan sering berkomentar, sering melihat journal fotonya dan membaca isi pikirannya di journal-journalnya (itu pun tidak setiap ID berkenan memaparkan karakternya yang sebenarnya). Hanya tulisan. Hanya simbol-simbol yang bisa saja tersamarkan atas nama cari sensasi belaka. Bukan menuduh, tapi karena saya pernah menyaksikan sendiri pengakuan seseorang yang dulu pernah memposting tulisan atas kasus yang sedang marak, bahwa dia melakukannya… just for having fun.
See?
Tidak ada yang salah dalam mengamini pendapat publik yang memang dirasa benar, tapi lihat caranya. Lihat juga dengan siapa dia melemparkan tuduhan itu. Bilang orang itu dekat dengan kita, atau penting, perlu keestra hati-hatian. Bukan apa-apa. Bukan karena menuduh kalian takut karena telah berbicara benar. Tapi perlu diperhatikan juga cara melontarkan opini itu, karena kalau si tertuduh tidak terima, atau ada yang memang sangat hobby mencari masalah, maka masalah sepele dan opini sepele tersebut bisa menjadi masalah hukum yang besar dan berkepanjangan.
Best regards,
Rana
Saya yang membaca gelagat-gelagat itu atas sikap saya yang tidak terlalu memihak pada siapa-siapa untuk teman-teman yang sedang berselisih paham, cuma bisa berekspresi… - -“
Saya pribadi tidak suka dengan yang namanya ‘main keroyok’. Alasan utamanya karena saya pernah ‘dikeroyok’ di dunia maya oleh orang yang sesungguhnya tidak tahu duduk perkaranya apa sebenarnya,katakanlah dia si B, lalu membuat opini menyakitkan di publik dengan postingan note yang sangat memprovokasi, lalu mendatangkan massa yang terprovokasi dan lalu mengiyakan hal tersebut sampai membuat yang seharusnya tidak bersalah aka saya harus hiatus beberapa saat karena kejadian luar biasa sepele itu karena… trauma. Apalagi si A, orang yang bersangkutan langsung dengan saya memperkuat tuduhan dengan mengatakan dia ‘lagi sangat kesal dengan seseorang’ aka saya dan di posting di set everyone.
Seharusnya saya bicara demi untuk penggembalian nama baik. Tapi saya memilih diam karena kalau saya memposting tulisan itu, maka kasus itu akan menjadi sangat penting. Kalau saya posting itu, orang yang mulanya tidak tahu akan berubah jadi sok tahu dan kemudian akan mencari tahu Cuma demi kepuasan kepenasarannya saja lalu membuat opini yang biasanya menuduh sembarangan di note atau di lapak pribadinya yang di set everyone dan akan memancing kepenasaran banyak orang lagi.
Saya malas.
Sekian bulan kemudian, muncul kasus, kali ini tersangkanya adalah A yang gentian di massa karena ternyata apa yang dia ucapkan selama ini tidak bisa dipegang. Some said dia a big liar fat. Dia just blablabla yadayadayada.
Saya yakin, si B pun pada akhirnya tahu apa masalahnya dan menjadi sangat malu karena tuduhan yang dilemparkan sebenarnya adalah karena dia mendengarnya cuma dari satu pihak, si A.
Sebenarnya bukan karena kasus satu itu saja saya menjadi orang yang bersikap lebih hati-hati apalagi kalau itu berkaitan dengan tuduh menuduh seseorang atau sesuatu. Tapi lebih kepada membaca kepentingan-kepentingan orang yang melempar opini ke dalam blog atau note tersebut.
Apakah itu kemarahan murni?
Apakah itu hanya tuduhan?
Apakah itu semacam lelucon?
Apakah mereka sedang mencari massa ?
Apakah orang yang membela itu hanya untuk bersenang-senang dan ingin saya terprovokasi?
Atau apa?
Sebentar.
Ini bukan berarti jika saya diam saya menjadi orang yang tidak peduli. Saya peduli. Bahkan kalau ada teman dekat saya yang dilukai, saya bisa jadi orang yang paling berada di garis depan untuk ‘menghajar’ orang tersebut, kalau perlu sampai dia kehabisan napas.
Tapi di kasus ini, di dunia maya ini, seluruh ekspresi tidak kelihatan. Kebanyakan adalah orang-orang yang baru saya kenal dan saya hanya bisa akrab dan membaca karakter masing-masing individu di balik IDnya dengan sering berkomentar, sering melihat journal fotonya dan membaca isi pikirannya di journal-journalnya (itu pun tidak setiap ID berkenan memaparkan karakternya yang sebenarnya). Hanya tulisan. Hanya simbol-simbol yang bisa saja tersamarkan atas nama cari sensasi belaka. Bukan menuduh, tapi karena saya pernah menyaksikan sendiri pengakuan seseorang yang dulu pernah memposting tulisan atas kasus yang sedang marak, bahwa dia melakukannya… just for having fun.
See?
Tidak ada yang salah dalam mengamini pendapat publik yang memang dirasa benar, tapi lihat caranya. Lihat juga dengan siapa dia melemparkan tuduhan itu. Bilang orang itu dekat dengan kita, atau penting, perlu keestra hati-hatian. Bukan apa-apa. Bukan karena menuduh kalian takut karena telah berbicara benar. Tapi perlu diperhatikan juga cara melontarkan opini itu, karena kalau si tertuduh tidak terima, atau ada yang memang sangat hobby mencari masalah, maka masalah sepele dan opini sepele tersebut bisa menjadi masalah hukum yang besar dan berkepanjangan.
Best regards,
Rana
Tags: topik
mahasiswidudul wrote on Aug 22, '11
Wiiihhh... Ada apa nih mbak? Siapa tuh yg serang mbak rana? *clingak clinguk*
Ngomong2 soal membela teman.. Kalo aq lebih suka sebelum membenarkan teman sendiri, aq jg perlu dengar opini dari lawan dia jg.. Biar gak ikut arus 'membela yg salah'... Teman sendiri pun bisa khilaf kan? Jadi saat tau teman salah, kita bs jd yg pertama mengingatkan :) iihh... Komen nina panjang.. Hehe.. Soal nya nin jg pernah mengalami mbak :D |
mahasiswidudul wrote on Aug 22, '11
*baru baca postingannya sekali lagi*
aq pernah posting 'lagi kesel sama seseorang' kemaren... Bukan aq kan mbak? :( |
fendikristin wrote on Aug 22, '11
keep silent ya Ran..biasa yang cuap2 malah makin kebakaran jenggot kalo yang dimaksud diem2 ajah
|
anotherorion wrote on Aug 22, '11
nawhi said
![]() penah aku bahas di lombanya mas wieb. ![]()
ah cuma selentingan ra sido mbahas e
*gawe perkoro ahhh* |
anotherorion wrote on Aug 22, '11
ninelights said
![]() ![]()
ya
ngono lah, lha wong sing kenal langsung wae urung mesthi iso ngapali
karakter asline opo neh lewat tulisan, RAK YO NGONO TO RAN????
*mayan mancing2 ah* |
topenkkeren wrote on Aug 22, '11
Rana pleghma, ya?
|
srisariningdiyah wrote on Aug 22, '11
setuju
sekali rana, perlu kewaspadaan tersendiri dalam mengolah masalah di
dalam pergaulan internet, bukan asal menerima diprovokasi :)
|
srisariningdiyah wrote on Aug 22, '11
and i hate provokator!
|
ninelights wrote on Aug 22, '11
Hu-um… :)
*duduk kalem* |
ninelights wrote on Aug 22, '11
nawhi said
![]() ![]()
iya.udah baca.:)
hehe.. yang diatas cuma contoh kasus yang dulu banget pernah dialami sih,Mas. Maksudku disini sih untuk menegaskan pesan bahwa sebelum memutuskan untuk ‘ikutan main keroyok’ tahan diri dulu… Gak enak banget rasanya dituduh. Disertai cacian rasanya juga gak akan nyaman. Meski cuma dunia maya, impactnya pasti kebawa ke dunia nyata. Sama aja.Menyakitkan. Dan kalau diantara perusuh atau ‘korban’ itu sangat niat mencari masalah, buntutnya bisa sangat panjang.Beghituh... |
ninelights wrote on Aug 22, '11
kalo sekarang, tidak ada apa-apa dan tidak berminat untuk menjadi pihak yang diserang mau pun yang menyerang :-p.
Cuma kepikiran untuk speak up aja.sharing dari kasus yang udah sangat lama berlalu. Tapi ternyata tetap muncul kasus-kasus baru dengan versi berbeda, tapi endingnya sama, rusuh. |
ninelights wrote on Aug 22, '11
mahasiswidudul said
![]() ![]()
Kadangkala
yang namanya teman memang ‘suka gelap mata’. Rana juga begitu. Akan
membela dan membenarkan teman yang kita kira benar selamanya, yang kalau
diselidiki, ternyata teman kita sendiri yang khilaf atau karena dia pun
sebenarnya sedang terpancing sesuatu yang menjadikan dia sebagai
korban.
Manusia itu bukan dewa :) |
ninelights wrote on Aug 22, '11
mahasiswidudul said
![]() ![]()
Sumpah pertanyaannya gak penting banget,Nina.
=)) Kalau misalnya aku pengen negur postingan orang, aku akan milih komen di tempat orang itu satu dua kali tapi panjang untuk sekedar menegur kalau hal itu bertentangan dengan apa yang kuyakini dsb, daripada harus membuat postingan baru lagi,yang cuma akan menggiring massa lebih banyak sementara point utamanya dari apa yang disampaikan jadi kabur, jadi ambigu, jadi debat kusir. :) Kalo krusial, baru pm. Kalo krusial dan lebih njengkelin, pm atau cerita ke orang yang seenggaknya mudeng masalah itu,sekedar nglampiasin kedongkolan XD. Kalo krusial,mepet,udah mendidih, udah sampe ubun-ubun baru deh…. nyampah ditempat lain =)) XD |
ninelights wrote on Aug 22, '11
Buset yes, jawabanku panjang-panjang..mirip menu buka puasa malam ini, kacang panjang. - -"
|
ninelights wrote on Aug 22, '11
m4s0k3 said
![]() ![]()
Halah! Biasa wae,ah, Yas! =))
Ya,karena males wae… mending nulis. Mending gambar. XD |
ninelights wrote on Aug 22, '11
fendikristin said
![]() ![]()
Huihihi.Hu-uh,Mbak.
*Toss! |
ninelights wrote on Aug 22, '11
puritama said
![]() ![]()
GILA LO KWEREN BANGET, SETUJU BANGET GUE, KAKAK!
Hehehe. *ketjup |
ninelights wrote on Aug 22, '11
puritama said
![]() ![]()
sapa ya…
yang nanya? XD *kabur ah* |
ninelights wrote on Aug 22, '11
*sruput mbun-mbunane Mas Ihwan*
|
ninelights wrote on Aug 22, '11
Gue sruput mbun-mbunane,Mas Ihwan. Lu mau apa?
*ceritanya gue tersangkanya* |
ninelights wrote on Aug 22, '11
hu-uh..Tumben Pio bijak.
Eh,orak patio bijak ah… Eh,bijak gak sih? *ceritanya mau muji, tapi labil* |
ninelights wrote on Aug 22, '11
anotherorion said
![]() ![]()
YOI!
|
ninelights wrote on Aug 22, '11
*ceritanya nggak ngebaca komentar Pio yang terakhir*
|
ninelights wrote on Aug 22, '11
nawhi said
![]() ![]()
Oh.
Jadi setelah gue *sinyal lagi dangdutan* sama elu, sekarang elu maen
*sinyal lagi maen layangan* sama Yas? Gue pikir elu *sinyal dansa
dansa*, Mas?
*Nah lo, artine opo kabeh kuwi =))* |
ninelights wrote on Aug 22, '11
alexast said
![]() ![]()
Betul. Nggak ada yang ngebuat jadi drama, hidup juga udah drama kok.:)
Jadi kalo kebetulan si tukang super drama itu ada, dan dia adalah temen deket sendiri, sebisa mungkin akan negur, langsung atopun enggak, selanjutnya sih diserahin aja ke orangnya....Udah gede juga. :) |
ninelights wrote on Aug 22, '11
pennygata said
![]() ![]()
hu-um,Mbak.Memang contoh seperti itu juga ada. Memang mendingan netral. :)
|
ninelights wrote on Aug 22, '11
pleghma-melankolis sepertinya…^_^
|
ninelights wrote on Aug 22, '11
NAH,INILAH SALAH SATU CONTOH KOMENTAR YANG MEMANCING KERUSUHAN.
*ceritanya capslock rusak* *ngakak cantik membahana ceria tiada tara* |
ninelights wrote on Aug 22, '11
srisariningdiyah said
![]() ![]()
*salaman*
:) |
ninelights wrote on Aug 22, '11
XD
|
mahasiswidudul wrote on Aug 22, '11
Gue suka banget deh gaya loe mbak... *tos dulu aaaahhhh*
enaknya tetap bisa keep in peace di dunia maya... Aku kira di dunmay lebih save, tapiii... *tanya kenapa?* hehe |
ummuyusuf24 wrote on Aug 23, '11
Hai mb, aq kmrn hbs dr rumah eyang yg dsompok dkt bakso doa ibu
*oot sendirian |
anotherorion wrote on Aug 23, '11
bijik sisan
*bijik = nyruduk* |
anotherorion wrote on Aug 23, '11
SALAHE TETEP DIQUOTE :P
|
rembulanku wrote on Aug 23, '11
aku dah biasa jadi bahan keroyokan tiap kali ngumpul
tiap kali ngomong langsung jadi bahan guncingan dan berulang2 dari sisi orang yang dikeroyok, selama aku bisa ambil sisi positif dan lihat dengan cara positif semua akan baik2 aja *tapi jangan lupakan prinsip diri* dari sisi pengroyok, kalo ngroyok ya pake aturanlah...pake kira2 kalo yang dikroyok udah nyerah ya sudah *nyambung rak tho?* |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar