for Rana's network |
Mungkin
saya hanya sedang berada pada tempat dan waktu yang kurang tepat hingga
harus mengalami kejadian seperti ini. Namun dalam kurun waktu tiga hari
ini, saya menemukan dua masalah yang membuat saya pribadi terus terang
dijangkiti perasaan muak dan marah. Dan lebih muak lagi, karena saya
tidak mampu berekspresi dan mengungkapkan kegeraman saya langsung di
depan mereka.
Saya diperas, ini yang pertama. Sebenarnya tujuan orang ini memeras bukan langsung ke saya, tapi ke teman saya. Namun karena
saya membawa nama baik perusahaan dan saya satu team dengan teman saya,
dan saya berdiri di sampingnya persis, maka urusan pemerasan uang ini
juga menjadi urusan dan kemarahan saya juga.
Saya
yakin betul kalau tujuan pemerasan secara terang-terangan dan sangat
tidak pada tempatnya ini berani dia lakukan karena nama besar perusahaan
kami dan karena terutama sekali kami ini adalah perempuan, yang
dipandang lemah,yang bisa digertak dengan keperkasaan, jabatan dan
kewenangan mereka semata.
Ok,
kalau solusi untuk tetap memberikan uang ini bisa kami lakukan agar
urusan tidak semakin panjang dan melelahkan, kami akan lakukan. Tapi
posisi kami saat itu benar-benar run out of money. Namun terlepas
dari ketidakpunyaan kami saat itu, orang inipun sebenarnya tidak ada
kaitannya sama sekali dengan urusan kami di tempat itu. Namun
'permohonan' untuk menyumbangkan uang kami padanya terus saja dia
lakukan dengan nada yang kurang menyenangkan pula.
Hoh..Mendidih
rasanya merasakan situasi seperti itu, tapi saya masih diam dan hanya
mendengarkan teman saya yang beberapa tahun lebih tua umurnya dari saya
untuk menjelaskan posisi kami sebenarnya,agar dia tahu..agar dia
mengerti..Tapi, dia tetap ngotot meminta dengan alasan yang menurut saya
sangat tidak penting dan sangat bukan urusan kami sama sekali..
Saya
lalu mencoba sedikit membantu teman saya dengan mengalihkan pembicaraan
ke topik lain yang berkaitan dengan tugas kami. Tapi ternyata orang
satu itu tetap tidak tahu diri dan tetap saja meminta uang. Karena orang
itu segitu tidak percayanya kalau kami ini benar-benar tidak sedang
membawa uang seperti yang dia harapkan, teman saya lalu membuka dompet
pribadinya dan menunjukkan padanya kalau di dalam dompet besar itupun,
dompet pribadi teman saya itu (saya kebetulan tidak bawa dompet, dan
hanya membawa perlengkapan berkendara dan uang dua ribu rupiah di
kantong) memang tidak ada uangnya. Saya berharap dia cukup tahu diri
sampai di situ dan memaklumi. But you know jawabannya apa, " Ya golek
ATM sek kek po piye carane.."(baca : ya, cari ATM dulu kek atau
bagaimana caranya..)
Ekspresi
saya seketika itu langsung berubah. Kalau saja, kalau saja saat itu
saya tidak berpikir seribu kali dulu dengan tidak memikirkan nama baik
perusahaan dan teman-teman saya yang lain, saya sudah maju, menuding
orang itu ditambah bonus perkataan dan pelototan yang pasti akan membuat
orang-orang di tempat itu akan fokus ke kami dan menilai saya terlalu
rendah. Namun ternyata raut muka saya yang sudah sangat memendam amarah
yang sampai diubun-ubun hingga seluruh wajah terlihat memerah, dan saya
sengaja menatap sejurus dan tajam ke matanya, dia lalu menyingkir
teratur, meninggalkan kami dengan tangan hampa.
Kedua,
dengan tidak menghormati rasa hormat dan respect saya kepada seluruh
teman laki-laki saya di dunia maya maupun dunia nyata, saya dan teman
perempuan saya telah dan sering dibiarkan menjadi kuli, padahal dengan
jelas-jelas, dengan sangat jelas, ada pria yang lebih kuat, dan memiliki
otot, dan mampu secara lahir dan batin untuk melakukan itu semua, tapi
mereka diam saja. Dengan alasan tidak tertulis dan terucap, karena kami
sudah cukup mampu untuk melakukan itu sendirian jadi mereka membisu dan
seolah tidak terjadi apa-apa dan tidak akan apa-apa.
Pernahkah
para pria ini sadar kalau suatu hari nanti kami ini akan menjadi
seorang ibu ? Pernahkah sadar kalau semua kegiatan kelaki-lakian itu
amat sangat mempengaruhi kesehatan rahim kami suatu hari nanti, kelak di
kemudian hari kalau kami, saya menikah, dan bercita-cita memiliki anak ?
Apa para pria ini sadar ? Apa pria ini memiliki nurani untuk bisa
melihat kami lebih dekat, tanpa kami harus meminta tolong terlebih
dahulu ? Apakah pria ini tahu diri ? Mengerti, dalam huruf besar dan
digaris bawahi ?
Saya
memiliki seorang teman wanita yang sudah menikah, menanti jabang bayi
tapi menderita penyakit kista, sebuah penyakit yang berhubungan dengan
kelainan pada rahim mendekati ke arah kanker. Meskipun sudah meminum
obat dan sudah tidak mengeluh sakit lagi karena meminum obat itu, tapi
tetap saja tidak boleh terlalu kelelahan dalam hal apapun. Namun
beberapa hari, terutama hari ini, dia mengeluhkan sakit di perut. Terus
terang saya kawatir. Tapi saya tidak bisa berbuat lebih, hanya memberi
perhatian sekenanya. Beberapa minggu ini dia bercerita kalau dia tidak
kelaur haid, dan kami mendoakan semoga didalam perutnya itu si jabang
bayi. Namun kemarin katanya dia kelaur haid lagi dengan keluhan sakit
yang lumayan. Sampai pada suatu kejadian yang memang sangat menguras
tenaga hingga kemudian teman saya yang baru saja dari kamar mandi ini
menunjukkan semacam gumpalan daging didalam sebuah plastik, yang
disekelilingnya diwarnai darah kental yang kata teman saya tidak bisa
dihilangkan meski sudah dibasuh air. Dia memang tampak kawatir tapi
masih biasa saja, tapi begitu telepon ke suaminya untuk meminta
mengantarkan dia pergi ke dokter, tangisnya tidak bisa dibendung karena
saking syocknya.
Saya
berharap teman saya ini baik-baik saja dan gumpalan itu adalah
'penyakit'nya yang berhasil dikeluarkan bukan calon bayi seperti yang
kami perkirakan..Namun apapun hasilnya nanti, saya berharap, saya
berharap dengan sangat, ini menjadi pelajaran sangat berharga buat para
laki-laki ini untuk bisa melihat kami lebih dalam..Saya tidak akan
mengungkapkan ini di depan yang lain karena perkataan saya akan menjadi
sumbu yang akan membakar seisi ruangan. Terlebih karena ungkapan kami
sebelumnya tidak juga di dengar dengan lebih baik. Tapi saya yakin,
suatu hari nanti para laki-laki ini membaca apa yang saya tulis dan
semoga dengan tulisan saya yang Insya Allah menjadi sejarah di blog ini,
para laki-laki ini benar-benar bisa lebih menghargai kami selayak
manusia dan perempuan seutuhnya..
Thank you very much..
-rana wijaya soemadi-
Kotatua Kedinginan
5 April 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar