for Rana's network |

Sedikit
menganggu pikiran saya bahwa seolah Tuhan menciptakan kita di dunia ini
tidak ada artinya selain untuk menjadi manusia bodoh dan tidak berguna.
Mungkin niat awal saya adalah untuk menghibur dan membangkitkan hati
mereka. Tapi lebih dari itu, saya percaya bahwa tidak ada manusia yang
bodoh di dunia ini. Mereka hanya belum mengerti (tentang hal baru yang
sedang mereka hadapi sekarang). Itu saja.
Saya
bukan manusia pintar yang mampu menaklukkan segala ilmu dunia. Dalam
berbagai hal, saya malah cenderung terlalu banyak tidak tahu, terlalu
sering bertanya dan bahkan berujung pada sering diremehkan. Tapi soal
hal yang menyangkut ‘bodoh’, seorang Kim Peek saja yang dari fisiknya
terlihat *maaf* sangat idiot, autis, dan terlalu jauh untuk disebut
normal, malah memiliki kemampuan otak jauh sekali di atas rata-rata otak
manusia dan sangat jenius dalam 15 bidang yang berbeda ! So why we should judge ourselves with word, ‘stupid’?
Ya,
dulu saya pernah mengakui bahwa diri saya bodoh. Ketika itu saya masih
berjuang untuk meyakinkan hal penting yang masih sangat di pandang
sebelah mata oleh sebagian orang dan membuat saya merasa, ‘Ok, I’m truly alone at this point.’. Pada
kenyataannya, kata bodoh itu tetap terasa menyakitkan. Bahkan saya
merasa telah menghakimi diri sendiri. Seolah-olah, setelah ini, saya
tidak layak untuk hidup lagi karena saya sudah membodoh-bodohi diri saya
sendiri dan sudah sangat gagal sebagai manusia.
Beberapa
minggu belakangan ini saya seperti memasuki lorong pintu yang di setiap
pintunya membuat jalan saya semakin berat dan lelah. Bahkan, saya dua
kali mendapati seorang teman saya, sebut saja Gege, memergoki saya
sendiri sedang melamun.
Saya
sering kali memalingkan pandangan ke luar jendela, menatap diri sendiri
dan menelan impian yang rasanya semakin jauh jaraknya, dengan dada
sesak dan pahit.
Satu
hari, seseorang yang bernama Yayak, seorang pria yang saya hormati,
yang membuat saya merasa selalu ingin berterima kasih walau bagaimanapun
keadaan yang terjadi di sekitar, dengan apa yang beliau ajarkan pada
saya selama ini, sedang melakukan, apa yang disebut ujian hati dan
pikiran. Dalam satu hari itu, bahkan aura kesedihan, ketegangan, marah,
emosi, simpati, iba, dirasakan juga oleh teman-teman lain meski bukan
mereka yang merasakan langsung.
Apalagi,
ketika kemudian, sampai juga Yayak mengatakan dengan nada remeh,
meluncurkan kata yang harusnya tidak perlu, hanya untuk lebih menyakiti
perasaan lawan bicara. Dia bilang kalau saya ini bodoh,.Dengan ‘b’
kecil, ‘o’ kecil, ‘b’ kecil lagi, dan ‘o’ kecil. Tapi diulang-ulang.
Pahit.
Bahkan ketika saya merenungi dan bertanya, ‘ Apa memang selama
perjalanan hidup ini apapun yang saya lakukan selalu berakhir pada kata
‘bodoh’..?’
I have no clue for those questions. Just heart breaks and pain only.
Segala
peristiwa kecil dan besar yang saya lewati beberapa minggu belakangan
ini, semakin mempengaruhi pikiran dan membuat saya merasa, dengan
keadaan hati yang sudah kelelahan, ‘Ok. That’s it.Take me out..’
Namun
malam itu belum berakhir. Gege, teman yang sering memergoki saya
melamun, tampak masih penasaran dengan apa yang terjadi. Keadaan tadi
memang sempat membuat beberapa orang di sekitar tertegun dan bersimpati
pada apa yang saya lalui. Namun saat wajah saya masih meninggalkan duka
yang tidak bisa disembunyikan, akhirnya Gege, teman saya, mengeluarkan
kalimat (yang saya rangkum ) kurang lebih begini pada saya,
“
Na, memang kalau dipikir-pikir, kata-katanya Yayak itu dalem..banget.
Dan rasanya amat sangat nyakitin di hati dan bikin makan ati. Tapi kalau
kamu terus mikirin itu, masalah nggak akan selesai. Dan malah yang
sakit kamu sendiri, bukan dia. Aku juga pernah digituin kok. Sering
malah, “ Saya langsung menatap wajah Gege, “ Kalau pengen diperpanjang
masalahnya, rasanya saya pengen ninggalin aja. Tapi baiknya dia, kalau
sudah ya sudah. Besoknya, dia
nggak akan mengungkit hal itu lagi. Mungkin hikmahnya, dia sedang
melatih mental kita untuk menjadi manusia yang lebih berani dalam
menatap hidup meski dengan cara yang kadang kita sendiri nggak
paham..Jadi, udah….kita tanggapi semua sikapnya dengan tawa
ajah..tertawa bareng kita..Ok, Na..?,”
Saya
diam dan sesekali mengamati teman lain yang ikut menambah omongan.
Kalau boleh jujur, saya masih merasa sedih malam itu. Tidak mungkin
begitu saja saya hapus. Tapi sedih saya berkurang banyak karena
perkataan seorang Gege, orang yang paling sering ‘menyia-nyiakan’ saya,
tapi ternyata juga paling memperhatikan keadaan saya disitu. Dan
terlebih, dia tahu rasanya sakit hati saya, lebih dari yang saya tahu.
Karena apapun yang terjadi, waktu terus berjalan dan kitapun harus tetap melewatinya..Tidak perduli pahit..tidak perduli manis..
Mungkin
saya hanya sedang lelah..Mungkin saya hanya sedang butuh bersandar
sejenak..Merenungi dan percaya, bahwa Tuhan pasti memiliki tujuan di
setiap apa yang sedang saya lalui saat ini..
Dan belajar untuk percaya, bahwa saya tidak pernah sendiri di dunia ini..and trust my self for ‘don’t’ worry about a thing..coz every little thing is gonna be alright...*pada akhirnya nanti..
-Rana W.S-
* Three Little Birds, Song by Bob Marley
*nama teman-teman adalah bukan nama sebenarnya
Pic :im.in
reply edit delete
ninelights wrote on Jun 26, '09
@Alex :
..Apa,Alex..:-) Kan biar ga bisulan katanyah..^^ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar