for Rana's network |
Aku
ditabrak motor tanggal dua kemarin. Perkiraan jam sembilan lebih
sedikit setelah pulang kerja. Posisi mbonceng ayah dan kami sedang
berada di perempatan jalan menunggu lampu hijau menyala agar bisa belok
ke kiri(karena ke kiri tidak boleh jalan terus). Jarak kantor dan TKP
tidak lebih dari 100 meter. Saat lampu berubah, motorpun melaju lagi.
Namun secara tiba-tiba, dari arah belakang,secara cepat dan mendadak,
sebuah motor menyalip kendaraan ayahku dan hendak melaju lurus sementara
posisi motor kami sudah condong ke kiri sekali, sampai akhirnya,
‘ciuman’ terdasyat sepanjang sejarah penciuman terjadi juga malam itu.
Korban
bergelimpangan. Kami sempat tiduran di aspal sebentar, bukan numpang
bobo tapi karena jatuh dengan kendaraan masing-masing. Aura murka dan
emosi mendidih pada sosok ayahku yang ternyata tidak apa-apa.
Kendaraannya pun diberdirikan dan ternyatapun tidak lecet sedikitpun.
Orang-orang yang melihat adegan penciuman itupun berduyun-duyun
menghampiri dan menolong kami. Menolongku. Dan betapa emosi yang ikut
meluap-luap ini jadi cepat sirna ketika aku sadar aku sendiri yang tidak
bisa berdiri dengan sempurna. Kulihat kakiku, dan ternyata kulit mungil
kakiku itu agak terkelupas sedikit hingga darahpun mengalir. Hoho.
Hoho. Akupun syock. Dan kemudian menangis.
Orang-orang
semakin banyak yang menolongku. Terutama tersangka yang ‘mencium’ku dan
kebetulan laki-laki. Ingin rasanya kulempar motor miliknya itu ke
arahnya, tapi apa daya hanya impian mengendap. *Hehe, stress*Dengan
dipapah orang sembari menggandeng lenganku, aku dibawa duduk ke trotoar.
Mobil-mobil dan kendaraan yang lalu lalang sempat merambat perlahan
demi menyaksikan kecantikanku ternodai oleh penciuman tidak bertanggung
jawab itu. Ayahku masih murka dengan lancarnya sementara aku menangisi
kekagetan dan keperihan kakiku ini.
Sedikit
tertegun bahwa kendaraan si penabrak itulah yang parah. Kaca spion
sebelah kiri pecah, sementara stang motornya agak bengkok ke samping*ya
iyalah, masa ke depan!*. Fenomena yang sungguh mengagumkan. Berarti bisa
diartikan bahwa kakiku ini ternyata kaki gajah. Hahahaha!*Hush!*
Sempat
terjadi perdebatan sampai bawa-bawa nama polisi(lucky him, polisinya
dah pada pulang jam segitu). Uang seratus ribu sebagai penyelesaian
ditambah pembantaian kata-kata dan ancaman dari ayahku, entah kenapa,
masih terasa kurang waktu itu. Teman kantorku yang kebetulan melintas
dan membelikan aku bethadine untuk lukaku, bingung harus ngapain lagi
karena melihat diriku yang duduk tak berdaya sambil nangis-nangis gak
jelas di trotoar lainnya(pindah posisi, niatnya mau menghampiri kantor
dan minta dibeliin obat, tapi sudah gak ada orang).
Saat
di rumah, luka itu hanya ku basuh dengan air dan kutetesi bethadine
lagi. Aku pikir, besok akan lebih baik. Tapi ternyata, semalam suntuk
aku tidak bisa tidur menahan luka. Unit Gawat Darurat Rumah Sakit dekat
simpang Lima
menjadi solusi terbaik. Walau perawatnya agak sadis, mengingat semalam
itu, sembari menemani keperihanku aku habis membaca novel ‘Livor
Mortis’. Duh..duh..duh..Nasib..Nasib..
Pikirankupun
sempat menerawang jauh beberapa hari ke depannya..Oh, bagaimana bila
aku berjalan pincang terus..Apakah ada seseorang yang akan menerima
kondisiku ini..Oh, apakah sungguh luka ini akan lama mengingat kakiku
tambah besar karena bengkak, dan nanah keluar terus..oh, betapa mungkin
waktu bisa kuulang, harusnya kunaikkan saja kakiku lalu kutendang
motornya biar si tersangka itu yang jatuh tersungkur saja *biar
kapok!*(tapi di dalam lubuk hatiku aku juga agak nggak tega karena dia
masih mahasiswa dan masih anak kost)..
Teman-teman
kantor kemudian menyarankan aku untuk pergi ke tukang pijit, mengingat
bengkakku semakin bengkak dan badanku hangat-hangat gimana gitu. Kata
mantan korban penciuman yang lain juga mengatakan bahwa luka itu akan
sembuh sekitar dua minggu kemudian. Dan yang lebih tragis, ada yang
bilang satu bulan kemudian. Oh, No!Oh, No!No!No!
Dalam
sholat, dan mau tidur, aku berharap Tuhan segera menyembuhkan
lukaku..karena aku tidak ingin merepotkan orang lain..tidak ingin
membuat orang sedih dengan kesedihanku sendiri..ingin bisa lari kesana
kemari lagi biar bisa membuat orang lain tersenyum melihatku bisa
sembuh..dan keajaiban itu terkabul pada tanggal 9 September 2008 jam
satu pagi. Aku melihat lukaku
sendiri lagi seperti biasa, tapi aku kaget karena nanah dan segala rupa
yang menyayat hatiku hilang tak berbekas! Kucari-cari ‘benda aneh’itu
disekitar. Yah, mungkin saja secara tidak sadar, tertempel di selimut
atau seprai. Ternyata gak ada! Ajaib! Ajaib!
Dan
hari ini, aku sudah bisa lari-lari kesana kemari sampai teman-teman
kantorku benar-benar tersenyum saat melihat kesembuhanku..Huhuhuhu!
Sungguh kenikmatan dari Allah yang sederhana namun berarti banyak buat
manusia macam aku..Oh, terima kasih Tuhan, untuk mengabulkan doaku
ini..Hadiah ulang tahun yang indah..:-)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar