
Potongan kalimat ini terucap dari bibir ayahnya Reda yang seorang muslim, yang sedang berniat menunaikan ibadah haji dengan naik mobil bersamanya dari mulai Negara Prancis – Italia – Slovenia – Kroasia – Yugoslavia – Bulgaria – Turki – Syria – Yordania sampai tiba kemudian di Saudi Arabia. Dan jarak ini ditempuh kurang lebih sekitar 5.000 km.
Reda, yang seorang prancis, sebenarnya sangat malas mengantar ayahnya menuju ke Baitullah. Selain karena dia hendak mengikuti ujian, dia sedang menjalani hubungan dengan seorang wanita non-muslim bernama Lisa yang sangat dia cintai.
Dan konflikpun terjadi karena ayahnya tidak suka dengan Reda yang tidak fokus dengan perjalanan yang ditempuh, sementara Reda sendiripun kesal karena ayahnya tetap bersiteguh melakukan perjalanan tanpa mau naik pesawat karena diniai lebih praktis dan tidak merepotkan orang lain( dalam hal ini merepotkan si Reda).
Meskipun dari segi artistik, sudut pengambilan gambar dan teknik kameranya biasa saja, waktu pertama kali aku nonton film karya Ismael Ferroukhi dengan judul Le Grand Voyage ini sampai selesai, aku memuji alur ceritanya. Sampai kemudian malam kemarin aku menyempatkan nonton film ini lagi untuk kedua kalinya. Pengamatan ini akan terlihat sederhana. Tapi ini terasa sangat sensitif, khususnya bagi umat Islam yang masih belajar untuk mendalami agama ini. Kata A
ssalamualaikum adalah kata yang biasa diucapkan seorang muslim ketika berpamitan atau datang berkunjung ke sesama muslim. Mungkin si Ayah lupa, tapi saat berangkat menuju perjalanan yang panjang, beliau diam saja dan ahnya melambaikan tangan sekedarnya pada tetangga dan kerabat dekat.

Saat sang ayah dan Reda berada di hotel Balkan ( Terletak 100 km dari Beograd ). Posisi sholat ayahnya pada waktu tahiyad akhir adalah tahiyad awal, dan tidak ada jari yang menunjuk ke arah kiblat saat dalam hati membaca kalimat syahadat.
Saat berada di sebuah gurun menuju Damaskus, saat Reda mengisi tangki mobilnya dengan air, ayahnya yang baru membasuh mukanya sembari mengisi teko, dihampiri seorang wanita bercadar hitam dengan menggendong anak, bermaksud meminta sedekah uang. Meski konfliknya di adegan itu bagus, ayahnya memberikan sedekah kepada perempuan tua itu dengan tangan kiri sedangkan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalam, junjungan Nabi besar kita, mengajarkan untuk memulai sesuatu yang baik dengan tangan kanan.
Dan untuk yang terakhir ini, mungkin saya cuma meminta penjelasan. Bagi siapapun yang mengetahui hukum Islam baik di benua Eropa, Afrika, dan Indonesia .
Pakailah yang putih dari pakaian-pakaianmu, karena sesungguhnya itu sebaik-baik pakaianmu. Dan kafanilah orang-orang matimu dengannya. (H.R. Abu Dawud).
Dan juga, menurut pengetahuan saya, yang diajarkan dari ustad berpengalaman dan ahli di bidangnya dalam tata cara ibadah umroh dan Haji (termasuk cara memaka
i ihrom), selain pada waktu Thowaf (mengelilingi Kabah sebanyak tujuh putaran, pundak dan lengan sebelah kanan diperlihatkan untuk menunjukkan bahwa orang Islam itu sehat, tidak kurus) posisi ihrom membalut tubuh.

Namun di film Le Grand Voyage ini, beliau memakai ihromnya dengan memperlihatkan dada dan bahu. Mungkin cara memakai pakaian ihromnya memang berbeda, tapi apakah di daerah Sudan, Mesir, Syria, Libanon, Turki dan Kairo, cara pemakaiannya sama seperti yang diperlihatkan di film ?
reply edit delete
ninelights wrote on Jun 18, '08
Udah, Yeti bbo aja di rumah..baek-baek..nanti abis mimik cucu, jangan lupa bobo..ya?
|
ninelights wrote on Jun 29, '08
Yups..Teman
saya adalah salah satu dari panitia pelaksanaan JIFFEST di Jakarta,
Mas..But,kembali ke laptop, film ini tema utamanya bukan seperti yang
disimpulkan Mas Kikit and The Cat ini..hehehehe..Pada dasarnya, saya
menghormati dan sangat menghargai usaha Ismael Ferroukhi si sutradara
dalam membuat cerita seperti ini..but then, tema utama dari film ini
adalah tentang perjalanan seorang pria yang ingin melaksanakan
perjalanan spiritual menunaikan ibadah haji, meski anaknya sendiri belum
jelas memiliki agama apa..Mungkin saya bisa menganggap ini sebagai
perbincangan biasa yang tidak terlalu serius, tapi tidak menutup
kemungkinan ada orang lain diluar sana yang sedang belajar Islam, juga
termasuk saya, yang akan mempertanyakan hal serupa mengenai tata cara
ibadah sholat karena apa yang kita lakukan ternyata sedikit berbeda
dengan yang di tayangkan tersebut..
|
ninelights said
![]() ![]()
Aku cuma bisa geleng-geleng... Gak ngerti... Hehehe! *ditendang Nana*
Nana sudah menyaksikan film ini, jadi mungkin bisa berkomentar banyak. Sedangkan aku hahya membaca reviewnya saja, dan mendengarkan cerita secara lisan. Jadi... aku masih bingung... |
ninelights wrote on Jun 29, '08
sudah,
mas..tidak usah dipikirkan..anggap saja saya lagi
kumur..hehehehe..sudah..nanti aja, kan nunggu laporan 20 folio dari saya
to?nanti setelahnya, mas yang gantian 20 rim ya?hehehehe
|
ninelights wrote on Jun 30, '08
Eh..Bapak
pinter banget..Alhamdulillah cerdas luar biasa, tapi abis itu disalin
lagi pake tulisan tangan ya..pake bolpoin, bukan pake keyboard..Nana
gak buru-buru kok..besok juga gak
papa..hahaha..yeah!yeah!Uhuiiiiiiyy!*gila, gak mau kalah.hahaha*
|
ninelights wrote on Jun 30, '08
Yawdah..Rana
ngalah deh..tar nulisnya bareng-bareng..mau nggak..?*daripada fotocopi
20 rimnya jadi sepuluh ribu jilid di kolom comment ini*
|
ninelights wrote on Jun 30, '08
iya..tar aku halaman pertamanya..yang kedua sampe keduapuluh gantian Mas Kikit..ya ya ya?hwahwahwahwa
|
ninelights wrote on Jun 30, '08
Mas Kikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit!
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar