Serangkaian Puisi Tak Terungkap | for everyone |
Kugenggam segenap kerinduan untuknya,
Melewati batas waktu yang terselubung tak bicara,
Menerangi bintang kelam tak bercahaya,
Menembus batas hati jiwanya yang hampir mati
Dimakan cemburu !
*
Adalah keteduhan matamu yang mengalahkan segala kemung-
karanku pada kehidupan,
alkisah cinta terluka penuh makna
*
Ku berdiri di segumpalan debu pantai semilir,
Merindukan apa yang semestinya kurindukan,
..........................................................
Sebuah cinta !
*
Angin yang menegurku kini, apa ingin bermain kebimbangan lagi ?
Sedang, tak hanya rasa yang telah mendekap perih,
Mata jua ingin berjuang meluluhkan keangkuhanku, yang terlalu lama
duduk menjadi parasit !
*
Kehadiranmu, adalah ungkapan berjuta perasaan tersembunyi
Walau mungkin kau tak kembali memberi satu harapan kerinduan,
Ijinkan diriku ‘tuk selalu menatapmu penuh makna...
*
Ketika getaranmu masuk ke jantung terdalamku,
Mungkin kau sedang jatuh cinta pada seseorang... .
Salahkah, aku ?
Rana Wijaya Soemadi
@kotatua kedinginan, 2 Desember 2002
reply edit delete
ninelights said
![]() ![]()
cinta memang membuat kita sering menderita
tapi selalu kita damba tak perduli berapa usia kita semua mendamba cinta cinta-cinta-cinta kata yang syarat akan makna makna yang bergejolak dalam dada walau kadang tak tahu apa makna cinta *maaf merusak puisi indah mbak Rana* |
ninelights wrote on Jul 25, '08
:-)..Masa merusak..?enggak kok..pintar juga bikin puisi rima belakangnya sama..
|
ninelights wrote on Jul 26, '08
For :bigayah@multiply.com
Selangkah untukmu Untuk cerita yang akan menapak, memapah, hari demi hari, rindu demi rindu. Adalah kau yang terukir disini menggelitik; menyinari; menyirami hati yang lirih menitik air mata, menitik keluh, peluh. Jika mungkin kau memang satu untuk diri, untuk kini, untuk nanti, biarkan tangan ini kau genggam biarkan rasa ini kau peluk karena rindu ini hanya untukmu untuk purnama yang kau lalui, bersama titian irama dua dunia.. |
bigayah said
![]() ![]()
jangan
merendah gitu. orang aku belajar dari mas kikit yang amat sangat
sentimentil kok. ayolah jangan begitu. jangan usir aku. *tetep kekeh ga
mau pergi. habis bawa pentungan sih. ;p*
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar